Sejumlah warga Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, yang terdampak bencana pergerakan tanah meminta direlokasi ke tempat yang lebih aman.

"Kami khawatir rumah miliknya roboh karena kondisi bangunan sudah miring akibat terjadi pergerakan tanah," kata Ade (70) warga Jampang Cikuning Desa Sidomanik Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak, Rabu.

Masyarakat yang terdampak pergerakan tanah di wilayah ini mengalami kerusakan dan perlu dilakukan relokasi ke tempat yang lebih aman.

Namun, pemerintah daerah baru merealisasikan relokasi sekitar 25 unit rumah secara mandiri dengan menerima bantuan Rp15 juta sampai Rp25 juta.

Karena itu, pihaknya berharap sebanyak 32 unit rumah lainya bisa dilakukan relokasi sehubungan kondisi rumah mereka dikhawatirkan roboh.

"Kami berharap rumah miliknya bisa direlokasi ke lokasi yang aman dari ancaman bencana alam," katanya menjelaskan.

Begitu juga Iyam (55) warga Desa Sidomanik Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya juga sangat ketakutan jika memasuki musim hujan karena kondisi bangunan rumahnya sudah miring akibat pergerakan tanah.

Selama ini, ia bersama keluarga jika hujan melebihi tiga jam dipastikan mengungsi ke rumah tetangga guna menghindari korban bencana alam.

"Kami sejak setahun terakhir ini kondisi bangunan rumahnya semakin miring dan khawatir roboh," ujarnya menjelaskan.

Sementara itu, Rohmat, seorang relawan Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak mencatat sebanyak 115 kepala keluarga harus direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Selama ini, kondisi warga yang ingin direlokasi itu sangat membahayakan karena kondisi rumah-nya nyaris ambruk.

"Kami berharap mereka dapat dana stimulan untuk kembali membangun rumah di lokasi yang aman dari bencana alam," katanya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020