Putra sulung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Fuad Bernardi, berharap keberuntungan mendapatkan rekomendasi sebagai bakal calon wakil wali kota dari DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan pada Pilkada Surabaya 2020.
"Memang kalau di PDIP saya tidak mendaftar. Akan tetapi, kalau nantinya DPP PDIP merekomendasi saya, sebagai kader partai harus siap," kata Fuad di Surabaya, Jumat.
Fuad bahkan sudah bicara modal sosial dan basis massa bila benar-benar mendapat rekomendasi PDIP.
Ia sudah menyiapkan basis massa sejak lama atau semenjak ibunya memimpin Surabaya.
"Yang pasti untuk basis massa sudah ada. Saya memang punya massa yang bergerak, teman-teman milenial pemuda juga. Kalau seandainya rekom ada nama saya, mereka sudah siap bergerak," ujarnya.
Basis massa yang dimilikinya itu dirawat terus sepanjang 10 tahun perjalanan kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini hingga sekarang.
"Artinya, persiapan itu sudah dibangun sejak lama," katanya.
Ia melanjutkan, "Saya terus menjalin komunikasi dengan masyarakat sering bertatap muka dengan masyarakat. Kalau persiapan, sudah jauh-jauh hari. Tidak hanya momentum di pilkada ini saja."
Namun, Fuad juga sadar kalau tugas menjadi pemimpin di Surabaya bebannya berat.
Kendati demikian, dia yakin sebagai pemuda bisa melakukannya. Bahkan, bertekad mandiri, lepas dari bayang-banyang ibunya dan membuat inovasi untuk Surabaya lebih dari yang dilakukan Risma.
"Jadi, memang kalau tugas itu bebannya berat karena ekspektasi masyarakat paling tidak penerusnya Ibu itu minimal sama dengan Ibu. Cuman karena saya 'kan pemuda juga, kalau tidak mencoba, tidak jalan. Yang pasti walaupun saya putranya Ibu, pendekatan bisa berbeda," katanya.
Fuad yakni akan mendapat restu dari ibunya. Pasalnya, kalau DPP PDIP benar-benar menjatuhkan rekomendasi kepadanya, tentu sepengetahuan Tri Rismaharini yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Kebudayaan.
"Kalau dipasangkan dengan siapa, saya siap. Kalau benar direkom, saya akan bentuk tim pemenangan dengan pasangan saya. Kalau saya direkom PDIP harus bisa berdiri sendiri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Memang kalau di PDIP saya tidak mendaftar. Akan tetapi, kalau nantinya DPP PDIP merekomendasi saya, sebagai kader partai harus siap," kata Fuad di Surabaya, Jumat.
Fuad bahkan sudah bicara modal sosial dan basis massa bila benar-benar mendapat rekomendasi PDIP.
Ia sudah menyiapkan basis massa sejak lama atau semenjak ibunya memimpin Surabaya.
"Yang pasti untuk basis massa sudah ada. Saya memang punya massa yang bergerak, teman-teman milenial pemuda juga. Kalau seandainya rekom ada nama saya, mereka sudah siap bergerak," ujarnya.
Basis massa yang dimilikinya itu dirawat terus sepanjang 10 tahun perjalanan kepemimpinan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini hingga sekarang.
"Artinya, persiapan itu sudah dibangun sejak lama," katanya.
Ia melanjutkan, "Saya terus menjalin komunikasi dengan masyarakat sering bertatap muka dengan masyarakat. Kalau persiapan, sudah jauh-jauh hari. Tidak hanya momentum di pilkada ini saja."
Namun, Fuad juga sadar kalau tugas menjadi pemimpin di Surabaya bebannya berat.
Kendati demikian, dia yakin sebagai pemuda bisa melakukannya. Bahkan, bertekad mandiri, lepas dari bayang-banyang ibunya dan membuat inovasi untuk Surabaya lebih dari yang dilakukan Risma.
"Jadi, memang kalau tugas itu bebannya berat karena ekspektasi masyarakat paling tidak penerusnya Ibu itu minimal sama dengan Ibu. Cuman karena saya 'kan pemuda juga, kalau tidak mencoba, tidak jalan. Yang pasti walaupun saya putranya Ibu, pendekatan bisa berbeda," katanya.
Fuad yakni akan mendapat restu dari ibunya. Pasalnya, kalau DPP PDIP benar-benar menjatuhkan rekomendasi kepadanya, tentu sepengetahuan Tri Rismaharini yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Kebudayaan.
"Kalau dipasangkan dengan siapa, saya siap. Kalau benar direkom, saya akan bentuk tim pemenangan dengan pasangan saya. Kalau saya direkom PDIP harus bisa berdiri sendiri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020