Berdasarkan PMK 70/2020, pemerintah menempatkan uang negara di bank-bank Himbara untuk disalurkan sebagai kredit produktif, khususnya kepada segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). 

Adapun penempatan dana tersebut di Bank Mandiri adalah sebesar Rp 10 triliun, dimana Bank Mandiri telah menyiapkan alokasi pembiayaan sebesar Rp20 triliun untuk segmen UMKM. 

Bank Mandiri berkomitmen untuk mengoptimalkan dana penempatan pemerintah untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari dampak pandemi Covid-19. 

Untuk Area Cilegon, Bank Mandiri akan menyalurkan KUM dan KUR rata-rata Rp12 hingga Rp15 miliar per bulan. 

Sampai dengan saat ini, dihitung sejak awal Juli 2020, Area Cilegon telah menyalurkan Program PEN lebih dari Rp10,8 miliar termasuk penyaluran hari ini kepada 6 debitur sebesar Rp3,9 miliar berupa kredit produktif segmen UMKM dan SME di Cilegon, Banten.

Ke-6 debitur tersebut antara lain merupakan pelaku usaha pakaian jadi, warung makanan, industri makanan ringan, jasa konstruksi, kontraktor dan supplier material. 

Mereka mendapatkan pembiayaan berskema kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan besaran bervariasi di kisaran Rp60 juta hingga Rp1,9 miliar.
  
Menurut Executive Vice President Regional III/Jakarta 1 Bank Mandiri Teuku Ali Usman, pihaknya menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan program PEN ini dengan optimal, namun tetap menjaga kehati-hatian dan track record debitur di perbankan.

“Kami memanfaatkan seluruh jaringan mikro, UKM dan SME kami di lapangan untuk memastikan bahwa debitur tersebut memang layak dan benar-benar memiliki usaha yang potensial. Tujuannya, agar pembiayaan ini tepat sasaran dan benar-benar bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, sesuai dengan tujuan program PEN,” kata Teuku Ali Usman.

Tak hanya itu, tambahnya, pihaknya juga akan melakukan pendampingan dan monitoring kepada debitur penerima kredit PEN agar dapat memastikan terpenuhinya kebutuhan debitur, termasuk jika dibutuhkan tambahan pembiayaan.

Berdasarkan pipeline tersebut, dia menjelaskan, penyaluran kredit khusus segmen UMKM dan SME akan diarahkan ke sektor-sektor produktif antara lain pertanian, perkebunan, jasa & perdagangan, industri pengolahan, pariwisata serta sektor lain yang memberikan dampak pada ketahanan pangan.

“Untuk mempercepat proses penyaluran dan implementasi protokol kesehatan dalam bisnis di era New Normal, kami juga telah memanfaatkan dukungan TI dalam proses bisnis, seperti aplikasi Mandiri Pintar untuk memangkas proses administrasi dalam  pengajuan kredit mikro produktif agar persetujuan bisa diperoleh dalam 15 menit,” katanya. 

Reinhard Silitonga, salah satu pelaku usaha dibidang kotraktor yang ikut dalam program tersebut mengaku sangat terbantu. Telebih selama masa pandemi, sejumlah karyawannya terpaksa dirumahkan, dan usahanya sempat terhenti.

"Saya merasa sangat terbantu dan diberdayakan dengan program ini. Ini untuk modal kami menjalankan usaha lagi, mempekerjakan karyawan yang kemarin kami hentikan. Semoga ini menjadi jalan agar usaha kami tetap beroperasi," katanya.

Pewarta: Susmiyatun Hayati

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020