Permintaan pupuk kompos dari kotoran limbah sampah rumah tangga di Kabupaten Lebak, Banten cenderung meningkat di tengah pandemi COVID-19.

"Kami merasa kewalahan melayani permintaan sejak sepekan terakhir hingga laku sebanyak 2.000 plastik dengan berat 5 Kg dan harga Rp5.000/plastik hingga menghasilkan Rp10 juta," kata Jamidin (50), seorang perajin pupuk kompos di Kecamatan Maja Kabupaten Lebak, Rabu.

Selama ini, banyak masyarakat yang membeli pupuk kompos untuk pertanian di halaman pekarangan rumah dengan sistem hidroponik.

Pengembangan pertanian hidroponik kini makin membudaya di masyarakat, karena tidak membutuhkan lahan luas dengan menggunakan paralon dan dilubangi agar bisa menyimpan ketersedian air.

Mereka aneka tanaman sayur-sayuran itu bisa ditanami, seperti cabai, kangkung, daun bawang,kacang panjang, terung dan lainnya.

Meningkatnya permintaan pupuk kompos tersebut karena dapat menyuburkan tanaman juga kondisi lahan pertanian tidak mengalami kerusakan dibandingkan pupuk kimia.

Karena itu, dirinya memanfaatkan limbah sampah ibu rumah tangga yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Denung Kecamatan Maja Kabupaten Lebak.

"Kami memproduksi pupuk kompos itu dari sampah-sampah organik sayuran, bekas makan dan kemudian diolah dengan mesin teknologi itu," katanya menjelaskan.

Menurut dia, dirinya bisa memproduksi sekitar 3000 plastik pupuk kompos dan banyak masyarakat juga petani datang ke sini.

Produksi pupuk kompos dengan modal sekitar Rp5 juta/pekan dengan tenaga kerja sebanyak tiga orang bisa meraup keuntungan bersih setelah bayar upah dan biaya produksi sekitar Rp6 juta/pekan.

Saat ini, penggunaan pupuk kompos dapat menyuburkan tanaman dan dinilai tepat untuk pertanian hidroponik dan pembenihan tanaman.

Sebab, pupuk kompos masuk kategori pupuk organik dan mampu menyuburkan tanaman menjadi hijau serta harganya di pasaran murah dan terjangkau.

"Kami menjual pupuk kompos itu Rp5.000/plastik," katanya menjelaskan.

Kepala Bidang Sarana Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Nana Mulyana mengatakan penggunaan pupuk kompos dapat menyuburkan lahan pertanian dan mendongkrak produksi dan produktivitas pangan.

Pemerintah daerah telah memberikan bantuan untuk pengembangan pupuk kompos melalui program Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO).

Bantuan tersebut, seperti pembuatan rumah kompos dari limbah sampah juga kotoran hewan ternak dengan mesin pengelolaan pupuk organik.

"Kami mendorong semua petani di 28 kecamatan agar menggunakan pupuk kompos," katanya menjelaskan.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020