Keluarga  nelayan Teluk Labuan Pandeglang yang hilang di Perairan Selat Sunda dan dihentikan pencarian oleh Basarnas Banten menggelar tahlilan dan doa di tempat kediamanya.

"Kami pasrah jika suaminya meninggal. Mungkin sudah takdir," kata Sanna (55) isteri Kastirah warga Teluk Labuan Pandeglang saat dihubungi, Sabtu malam.

Saat ini, keluarga Sanna menggelar tahlil, berdoa dan membaca Al Quran bersama tetangga selama tujuh hari ke depan.

Kegiatan tahlilan untuk mendoakan almarhum suaminya, karena dilakukan pencarian oleh Basarnas dan tim SAR gabungan hingga tujuh hari setelah kecelakaan belum ditemukan.

Namun, sebaliknya jika suaminya masih hidup semoga bisa kembali ke rumah.

Baca juga: Basarnas: Tujuh nelayan Banten hilang diduga terbawa arus ke pesisir Sumatera

Suaminya yang sehari-hari berprofesi nelayan tidak menyangka menjadi korban kecelakaan laut di  Perairan Selat Sunda setelah Kapal Motor (KM) Puspita Jaya yang ditumpanginya bersama 15 orang terbalik akibat diterjang gelombang tinggi, Kamis (18/6).

"Kami berharap pemerintah daerah dapat membantu dengan memberikan asuransi dan bantuan lainnya, karena dirinya sebagai nelayan masuk keluarga tidak mampu," katanya menjelaskan.

Siti Aisyah (39), anak pertama Kastirah mengaku dirinya pasrah dan menerima jika  orangtuanya sudah meninggal dunia akibat kecelakaan laut di Perairan Sunda.

Karena itu, keluarga menggelar tahlil, doa dan membaca Al Quran agar almarhum diterima di sisi Allah Swt.

"Kami sangat terpukul kehilangan orangtuanya yang begitu baik dan penuh tanggung jawab terhadap keluarga," katanya.

Sementara itu, Wahab (55) orang tua Rasmin (30) yang juga menjadi korban kecelakaan mengatakan keluarga menggelar tahlil setelah Basarnas Banten menghentikan pencarian terhadap tujuh nelayan yang mengalami kecelakaan laut di Perairan Selat Sunda.

"Kami berharap pmerintah dapat memberikan bantuan baik asuransi maupun bantuan lain untuk meringankan beban ekonomi keluarga korban yang memiliki dua anak balita," katanya.

Baca juga: Kapal besar dikerahkan cari tujuh nelayan hilang di Selat Sunda
 

Pewarta: Mansyur Suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020