Perekonomian Banten pada triwulan I 2020 tumbuh sebesar 3,09 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 2,97 persen (yoy). Namun melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV 2019 sebesar 5,90 persen (yoy).

"Di level regional Jawa, pertumbuhan ekonomi Banten triwulan I 2020 berada di posisi kedua di antara provinsi Jawa lainnya. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan I 2020 secara umum disebabkan menurunnya kegiatan ekonomi ditengah pandemi COVID-19," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Banten, Erwin Soeriadimadja dalam webinar zoom 'Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Banten Periode Mei 2020' di Serang, Selasa.

    . Dari sisi pengeluaran, kata Erwin, melambatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan I 2020 terutama sisi konsumsi rumah tangga dan net ekspor. Pandemi COVID-19 mendorong penurunan ekspektasi konsumsi masyarakat serta penurunan permintaan produk ekspor Provinsi Banten seiring kebijakan 'lockdown' beberapa negara mitra dagang.

"Dari sisi penawaran, pertumbuhan tertahan oleh melambatnya seluruh pertumbuhan sektor utama, seperti Industri pengolahan, konstruksi, perdagangan, transportasi dan pergudangan, dan real estate," kata Erwin.

 Menurut Erwin, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten tahun 2020 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 baik dari sisi pendapatan maupun dari sisi belanja, masing-masing sebesar 6,6 persen dan 8,7 persen. Sampai dengan triwulan I 2020, realisasi pendapatan APBD Provinsi Banten mencapai 13,4 persen dengan nilai sebesar Rp1,7 triliun.

Sementara itu, realisasi belanja APBD Provinsi Banten sampai dengan triwulan I 2020 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dari Rp1,1 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp1,2 triliun pada tahun 2020. 

Selanjutnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan untuk Provinsi Banten pada tahun 2020 sebesar Rp2,1 triliun mengalami peningkatan sebesar 26,2 persen dibandingkan tahun 2019. Komponen belanja pegawai mendominasi APBN diikuti oleh Dana Alokasi Khusus, dan Belanja Barang.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Banten pada triwulan I 2020 tercatat sebesar 2,99 persen (yoy) atau meningkat dibandingkan posisi triwulan IV 2019 yang mencapai 2,65 persen (yoy).

Menurut Erwin, capaian Inflasi triwulan I 2020 tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi 3 tahun terakhir (3,28 persen yoy). Kenaikan Inflasi pada triwulan I 2020 masih berada dibawah realisasi inflasi regional Jawa yang mencapai 3,28 persen (yoy) dan sedikit di atas Nasional yang tercatat sebesar 2,96 persen (yoy).

"Secara spasial, peningkatan inflasi terjadi pada tiga kota sampel IHK. Berdasarkan kelompok pengeluarannya, peningkatan tekanan inflasi terjadi pada 5 (lima) kelompok pengeluaran, terutama kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, khususnya komoditas emas perhiasan yang bergerak naik seiring harga emas dunia," katanya.

Sejalan dengan andil kelompok pengeluaran, komoditas yang memberikan andil inflasi tertinggi di Provinsi Banten didominasi oleh kelompok bahan makanan, diantaranya cabai merah, bawang putih, bawang merah, telur ayam ras, dan cabai rawit. 

"Ditengah pandemi COVID-19, stabilitas keuangan di Provinsi Banten masih menunjukkan kinerja yang baik, tercermin dari pertumbuhan indikator utama perbankan antara lain aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit yang masih tumbuh positif. Pertumbuhan kredit triwulan I 2020 menunjukkan perlambatan bila dibandingkan triwulan IV 2019 atau rata-rata tiga tahun terakhir," kata Erwin Soeriadimadja.***1***


 Tutup

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020