Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto mengatakan rangkaian peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKS) 2024 oleh Kementerian Sosial turut menyuburkan gotong-royong pada 53.000 desa rawan bencana.
Yandri di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Senin, mengatakan nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Sosial yang diteken tiga minggu lalu, pihaknya ingin berfokus pada persoalan sosial di desa, misalnya kebencanaan.
“Ada sebanyak 53.000 desa itu rawan bencana, dari 75.000 desa. Jadi dua per tiga desa-desa Indonesia ini rawan bencana. Nah ketika ada bencana, bencana tsunami, bencana longsor, bencana banjir, bencana kekeringan, angin puting beliung itu pasti ada efek sosialnya,” ujar Yandri.
Baca juga: Mensos buka HKSN 2024 dengan kerja bakti di Mancak
Baca juga: Mensos buka HKSN 2024 dengan kerja bakti di Mancak
Dengan kerja sama bersama Kemensos, akan mempercepat penanganan masalah sosial di desa. Sebab desa menjadi titik tolak pembangunan termasuk dalam Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.
“Kita mengajak 75.000 desa itu ikut menyuburkan jiwa gotong royongnya dan jiwa bakti sosialnya. Tentunya dengan kekompakan, dengan kesejukan, kebersamaan,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan kesetiakawanan pada HKSN 2024 dimulai dari Desa Telaga, Mancak, Kabupaten Serang.
“Kita bangun dari desa, itu juga bangun Indonesia. Kita mulai dari desa-desa mudah-mudahan menular ini ke berbagai tempat lalu juga ikut membangun Indonesia,” kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Baca juga: Mendes PDT Yandri lakukan evaluasi kinerja pendamping desa
Baca juga: Mendes PDT Yandri lakukan evaluasi kinerja pendamping desa
Dia tidak menyangkal bahwa Indonesia terus bertumbuh, namun budaya gotong-royong belum bertumbuh.
“Yang lain tumbuh tapi gotong-royong masyarakat yang belum tumbuh. Meskipun kita menjadi salah satu negara paling dermawan di dunia, tapi kadang-kadang yang bantu kalau pas viral gitu," kata dia.
Sehingga pada rangkaian peringatan HKSN 2024 dengan aksi kerja bakti sosial se-Indonesia, dia berharap dapat membangun gerakan kolektif masyarakat dari tingkat akar rumput ke pemerintah pusat.