Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Banten meminta masyarakat di daerahnya agar membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), untuk pencegahan penularan penyakit tuberkulosis atau TBC.
"Kami berharap PHBS itu menjadikan budaya di masyarakat, karena bisa mencegah penyakit menular, termasuk TBC," kata Kepala Pelaksana Harian Dinkes Kabupaten Lebak dr Budi Mulyanto saat dihubungi di Rangkasbitung Lebak, Kamis.
Dia menjelaskan, pemerintah daerah dalam berbagai pertemuan dan kegiatan selalu mengajak masyarakat agar sehari-hari dapat membudayakan PHBS, karena bisa mencegah berbagai penyakit menular dan penyakit tidak menular (PTM).
Selain itu juga menjaga kebersihan lingkungan serta sirkulasi udara rumah yang baik juga rajin berolahraga rutin dan menghindari stres.
Baca juga: Sejumlah anak Badui Dalam disebut butuh obat TBC
Baca juga: Sejumlah anak Badui Dalam disebut butuh obat TBC
Selama ini, katanya, kasus penyakit TBC Kabupaten Lebak periode Januari-Juli 2024 tercatat sebanyak 3.030 orang, dan 31 orang dilaporkan meninggal dunia.
"Kami minta warga dapat membudayakan PHBS dan menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah TBC," kata dr Budi.
Menurut dia, kasus tren penyakit TBC di Kabupaten Lebak sejak 2019-2024 cukup menonjol, hingga 2023 mencapai 4.435 orang dan 2022 sebanyak 3.537 orang, sedangkan sampai Juli 2024 mencapai 3.030 orang.
Diperkirakan kasus penyakit TBC sulit dilakukan penuntasan hingga nol persen, karena rendahnya masyarakat untuk membudayakan PHBS itu. Bahkan, kasus TBC di dunia bahwa Indonesia masuk peringkat kedua setelah India.
Dengan demikian, pihaknya kini memaksimalkan penemuan secara dini dengan dilakukan skrining pemeriksaan kepada masyarakat yang kontak kepada penderita yang positif.
Baca juga: Kasus TBC di Lebak capai 3.030 orang, 31 diantaranya meninggal
Baca juga: Kasus TBC di Lebak capai 3.030 orang, 31 diantaranya meninggal
Jika mereka positif TBC tentu dilakukan pengobatan selama 6-9 bulan tanpa terputus, sebab bila terputus minum obat maka pengobatanya kembali ke nol.
"Kami minta keluarga pasien dapat mengawasi minum obat agar tidak terputus," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Ketua Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif mengatakan, pihaknya kini melakukan pendampingan TBC di kawasan masyarakat Badui.
Mereka tenaga medis relawan melakukan pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat Badui, dan jika ada yang positif TBC dilaporkan ke puskesmas yang tugas di wilayah Badui untuk memberikan pengobatan.
"Kami sekarang mendampingi lima anak Badui Dalam yang positif TBC dengan memberikan obat juga memberikan edukasi kepada keluarga pasien agar minum obat selama 6-9 bulan secara gratis," katanya.
Baca juga: Januari-Juli 2024, Dinkes Kabupaten Serang temukan 3.100 kasus TBC
Baca juga: Januari-Juli 2024, Dinkes Kabupaten Serang temukan 3.100 kasus TBC