Tangerang (ANTARA) - Dosen Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya Ir. Tajuddin Nur berinovasi dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berbentuk kaktus untuk kampus yang berada di Serpong Tangerang.
Di Tanggerang, Sabtu dia mengatakan, inovasi ini merupakan bagian dari komitmen Atma Jaya dalam mendukung keberlanjutan dan pengurangan dampak perubahan iklim.
"PLTB kaktus dirancang khusus untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi angin dalam bentuk hembusan angin di daerah dengan kecepatan angin yang tidak stabil," katanya.
Baca juga: Keberadaan RS Pendidikan ciptakan kesinambungan teori dan praktik
Untuk memaksimalkan daya yang dihasilkan oleh pembangkit, maka PLTB di kampus Unika Atma Jaya dirancang terintegrasi dengan tiga set turbin serta generator magnet permanen sehingga menyerupai “pohon kaktus”.
Bentuknya yang unik menyerupai kaktus, memungkinkan turbin untuk menangkap angin dari berbagai arah.
Selain itu, penggunaan material tertentu pada baling-baling turbin juga dapat meningkatkan efisiensi konversi energi angin menjadi listrik.
Dengan kondisi topografi di Unika Atma Jaya Kampus BSD, maka pembangunan PLTB dapat menjadi pilihan yang tepat.
Baca juga: Unika Atma Jaya sediakan beasiswa bagi anak guru
Kampus BSD Unika Atma Jaya berada pada lokasi yang strategis, diapit oleh dataran tinggi dan rendah sehingga menciptakan kondisi ideal untuk pemanfaatan angin secara konsisten.
"Dengan inovasi ini, diharapkan PLTB dapat memenuhi kebutuhan listrik dalam lingkungan kampus dan memberikan kontribusi positif bagi penyediaan energi di daerah sekitarnya”, kata dia.
Pengembangan PLTB kaktus oleh Unika Atma Jaya merupakan langkah nyata dalam mendukung upaya menuju keberlanjutan lingkungan.
Baca juga: Atma Jaya-Perhumas kerjasama pelatihan hingga penyediaan pakar keilmuan
Dengan memanfaatkan angin sebagai sumber energi utama, dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan berkontribusi dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.
Meskipun kecepatan angin bersifat dinamis, akan tetapi PLTB tersebut dapat beroperasi selama 24 jam sehari dan dapat menghasilkan listrik dalam kuantitas besar.
Dengan adanya suplai listrik yang melimpah, maka kampus dan daerah sekitarnya akan merasakan manfaat dari pasokan energi yang bersih dan berkelanjutan.
"Hal tersebut merupakan langkah nyata dari pengembangan teknologi yang diterapkan untuk mencapai tujuan keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan," katanya.
Baca juga: Atma Jaya raih prestasi perguruan tinggi dengan lulusan cepat kerja
Dosen Atma Jaya kembangkan pembangkit listrik tenaga angin bentuk kaktus
Sabtu, 10 Agustus 2024 10:50 WIB