"Kami hari ini membawa pasien warga Badui bernama Amah (12) asal Kampung Ciranji Pasir Desa Kanekes menjadi korban gigitan ular berbisa jenis ular tanah," kata Ketua Koordinator SRI Muhammad Arif Kirdiat saat dihubungi di Lebak, Jumat.
Baca juga: Pemkab Lebak ajukan dokter spesialis sesuai rencana kebutuhan RSUD
Baca juga: Pemkab Lebak ajukan dokter spesialis sesuai rencana kebutuhan RSUD
Peristiwa korban gigitan ular berbisa itu terjadi Kamis (2/2) dini hari.
Selama satu bulan terakhir ini kasus pasien warga Badui yang menjadi korban gigitan ular berbisa dibawa ke IGD RSUD Banten melonjak.
Saat ini, sebanyak lima warga Badui menjadi gigitan ular tanah sehubungan memasuki musim hujan.
Dimana populasi ular tanah yang mematikan itu berkeliaran di ladang-ladang, tempat penyimpanan kayu dan malam hari di ruas jalan kampung menyusul curah hujan tinggi.
Biasanya, kata dia, musim hujan itu populasi ular berbisa mencari tempat-tempat yang hangat dan tidak kedinginan.
"Kami bergerak cepat menyelamatkan jiwa warga Badui ke RSUD Banten yang menjadi korban gigitan ular berbisa,"katanya menjelaskan.
Ia mengatakan pihaknya sekarang terus menjalin kerja sama dengan warga Badui juga petugas puskesmas dan jika terdapat warga Badui digigit ular tanah segera hubungi SRI.
Relawan siaga 24 jam di poskesdes dengan dilengkapi tenaga bidan dan kendaraan ambulans untuk melayani masyarakat Badui.
Kebanyakan warga Badui korban gigitan binatang melata itu tengah merawat tanaman sayuran, padi huma dan palawija di ladang-ladang di hutan ulayat pemukiman Badui maupun di luar kawasan Badui.
Masyarakat Badui kini sudah mengetahui pentingnya ditangani perawatan medis jika menjadi korban gigitan ular berbisa, sebab jika tidak ditangani tenaga medis bisa menimbulkan kematian.
"Kami bersama tim relawan siaga untuk menyelamatkan nyawa warga Badui yang menjadi korban gigitan ular berbisa ke RSUD Banten, karena digratiskan, meski pasien tersebut tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan," kata Kirdiat.
Ia mengatakan, pihaknya menjalin kerja sama dengan Puskesmas Cirinten dan Cisimeut yang menangani pelayanan kesehatan masyarakat Badui.
Biasanya, pihak puskesmas setempat jika masyarakat Badui tidak memiliki biaya perawatan menghubungi pihak relawan untuk membawanya ke RSUD Banten.
Masyarakat Badui yang tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau BPJS PBI dari pemerintah cukup banyak, karena mereka tidak memiliki identitas KTP.
Selain itu juga sekarang pihak puskesmas mengalami kesulitan untuk mendapatkan obat anti bisa ular (ABU).
"Kami bersama tim relawan dan tenaga medis serta mobil ambulans membawa warga Badui korban gigitan ular ke RSUD Banten tanpa dipungut biaya dengan cukup KTP," katanya.a
Sementara itu, Pulung sebagai keluarga mengaku dirinya merasa senang dibawa relawan untuk menjalani perawatan di RSUD Provinsi Banten karena gratis.
Awalnya, bingung setelah digigit ular tanah dilarikan ke Puskesmas Gunungkencana, namun ternyata stok ABU habis.
"Kami berharap kesehatan Amah kembali pulih dan membaik setelah dirawat di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung," kata Pulung.