Lebak (Antara News) - Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan kekeringan akibat kemarau yang melanda daerah ini mengancam terjadinya kerawanan pangan.
"Kami menerima laporan kekeringan persawahan di Lebak mencapai 2.250 hektare, dan ini mengancam ketersediaan pangan kita," kata Iti Octavia saat meninjau proyek pembangunan objek wisata Ranca Lintah di Rangkasbitung, Kamis.
Menurut dia, pemerintah daerah bergerak cepat untuk menangani kekeringan tersebut agar tidak menimbulkan gagal panen.
Saat ini, kekeringan yang terjadi secara nasional sehingga berdampak terhadap peningkatan produktivitas pangan.
Pemerintah daerah berupaya melakukan penyelamatan tanaman padi agar tidak mengalami kekeringan melalui pompanisasi, dan yang telah berjalan di Kecamatan Wanasalam.
Penyaluran pompanisasi tersebut melibatkan Brigade Alsintan yang diketuai Kepala Dinas Pertanian setempat.
Persawahan yang memiliki sumber air permukaan, seperti daerah aliran sungai (DAS) bisa dilakukan pompanisasi untuk mengatasi kekeringan itu.
Petugas Brigade Alsintan nantinya memasang pompa untuk melakukan penyedotan air permukaan ke areal persawahan yang dilanda kekeringan.
"Kami menyalurkan bantuan pompanisasi sebanyak 36 unit guna mengatasi kekeringan itu," ujarnya.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Wismaryoto mengatakan kekeringan yang melanda areal persawahan di daerah ini sangat berdampak menurunnya produksi pangan.
Selama ini kekeringan melanda tanaman padi hampir di 28 kecamatan akibat kemarau selama empat pekan terakhir tidak turun hujan.
Sebagian besar persawahan yang dilanda kekeringan itu karena berada di lahan marjinal yang tidak memiliki sumber air permukaan sehingga sulit dilakukan pompanisasi.
"Kami pesimistis target produksi pangan yang ditargetkan 575.000 tercapai, mengingat kemarau panjang itu," katanya.
Ketua Mina Tani Desa Pasar Keong, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Sarip mengaku petani di sini kini bingung melihat kekeringan yang terjadi saat ini setelah pasokan air dari irigasi Cisangu mengering sehingga ratusan tanaman padi terancam gagal panen.
"Kami yakin jika dua pekan itu tidak turun hujan dipastikan tanaman padi mati karena saat ini petak-petak sawah terlihat tanahnya terbelah akibat kemarau," katanya.