Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten melakukan pendataan serta identifikasi stok cadangan beras dan gabah yang ada di masyarakat untuk memastikan kecukupan pangan bagi warga dan mengantisipasi kerawanan pangan.
"Sebenarnya kita sudah memiliki keyakinan produksi beras dan gabah relatif aman, namun untuk lebih memastikan dilakukan pendataan cadangan, baik pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan maupun kabupaten," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Jumat.
Baca juga: Petani di Kabupaten Lebak tanam benih nutrisi zinc 1.000 hektare atasi stunting
Baca juga: Petani di Kabupaten Lebak tanam benih nutrisi zinc 1.000 hektare atasi stunting
Ia menjelaskan, pendataan dilakukan petugas penyuluh. Mereka mendatangi perusahaan penggilingan -penggilingan pabrik beras juga masyarakat.
Untuk perusahaan penggilingan pabrik beras itu dengan kriteria memiliki jumlah stok cadangan beras dan gabah cukup tinggi, sebab mereka menjual ke pasar.
Selain itu juga ada pabrik penggilingan kuli yang melayani gabah milik masyarakat itu antara satu sampai dua karung untuk dijadikan beras.
"Biasanya, penggilingan kuli itu hanya untuk ketahanan pangan anggota keluarga," katanya menjelaskan.
Menurut dia, Kabupaten Lebak memiliki jumlah penggilingan beras sekitar 250 unit dan di antaranya 187 unit yang memiliki stok cadangan gabah dan beras serta mereka memiliki pasar tersendiri.
Sedangkan, penggilingan kuli hanya melayani stok cadangan gabah milik masyarakat.
"Kita memiliki stok gabah yang ada di masyarakat sekitar 200 ton," kata Deni.
Ia mengatakan, selama ini, persediaan beras dari hasil panen petani dari Januari -Oktober 2022 sebanyak 289.843 ton dari kebutuhan konsumsi penduduk Kabupaten Lebak sekitar 1,3 juta jiwa relatif aman.
Kebutuhan konsumsi beras di daerah ini per tahun rata-rata 148.497 ton dan per bulan 12.375 ton, sedangkan penyerapan beras sampai Oktober 2022 sebanyak 123.748 ton, sehingga Lebak surplus 166.095 ton sampai 13 bulan ke depan.
"Semua itu produksi beras medium dan bisa menyumbangkan kedaulatan pangan nasional, karena banyak perusahaan pabrik beras di Lebak menjual ke luar daerah," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Warunggunung Kabupaten Lebak, Ardiansyah mengatakan sejak dua pekan terakhir di sini mulai memasuki musim panen seluas 150 hektare dan mampu menyumbangkan ketersediaan pangan dan meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di daerah itu.
Sebagian besar hasil panen padi yang anggotanya sebanyak 250 orang itu, ditampung oleh kelompok tersebut karena dinilai cukup menguntungkan secara ekonomi bagi petani dibanding dengan dijual ke tengkulak.
Kelompok tani itu, kata dia, nantinya mengelola usaha hasil panen padi dijadikan produksi beras dan dijual ke pasar.
"Panen tahun ini menguntungkan usaha petani karena produktivitas rata-rata enam ton/hektare gabah kering pungut (GKP)/hektare dan harga gabah dijual Rp5.000/kg maka diakumulasikan bisa menghasilkan Rp30 juta," katanya.