Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, berupaya meningkatkan produksi jahe merah dengan melibatkan lebih banyak petani di wilayah itu menyusul permintaan pasar semakin tinggi.
"Komoditas jahe merah dari daerah ini banyak diminati oleh perusahaan obat herbal," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Jumat.
Sayangnya produksi jahe merah di Kabupaten Lebak masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi tersebut.
Baca juga: Bupati Lebak minta BLT BBM digunakan untuk membeli bahan pokok
Baca juga: Bupati Lebak minta BLT BBM digunakan untuk membeli bahan pokok
Pada tahun 2021 jumlah produksi jahe merah di Kabupaten Lebak mencapai 1.500 ton dan kebanyakan dipasok ke sejumlah pasar tradisional dan perajin labeur jahe.
Namun, saat ini, permintaan pasar cukup banyak, bahkan beberapa perusahaan obat herbal ternama siap menampung jahe merah Kabupaten Lebak.
"Kami mendorong agar petani dapat mengembangkan budidaya tanaman jahe merah guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat," katanya menjelaskan.
Menurut dia, saat ini, harga jahe merah di tingkat petani berkisar antara Rp4.000 sampai Rp5.000,bahkan perusahaan besar bersedia membeli dengan harga Rp10. 000/kg.
Karena itu, pihaknya meminta petani dapat meningkatkan produksi jahe merah, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar.
Apabila, harga jahe merah itu rata-rata ditampung harga Rp5.000 dengan produksi 6 ton/ hektare maka diakumulasikan bisa mendapatkan Rp30 juta selama delapan bulan.
"Jika ditargetkan jahe merah tahun ini 5.000 ton sehingga dapat menggulirkan uang Rp2, 5 miliar," katanya.
Menurut dia, budi daya tanaman jahe merah sangat mudah dan bisa dikembangkan di lahan-lahan darat.
Menurut dia, budi daya tanaman jahe merah sangat mudah dan bisa dikembangkan di lahan-lahan darat.
Mereka menanam jahe merah bisa dipanen pada usia delapan bulan dengan benih lokal.
Selama ini, kata dia, sebagian besar petani yang mengembangkan tanaman jahe merah adalah petani Badui juga petani yang berada di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), karena katanya cukup subur dengan ketinggian 500 meter dari permukaan laut.
"Kami hingga kini tidak henti-hentinya mengajak petani dapat mengembangkan tanaman jahe merah guna meningkatkan kesejahteraan," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Budiman (55) seorang petani warga Muncang Kabupaten Lebakmengaku bahwa dirinya mengembangkan jahe merah di lahan seluas 2000 meter dan dipastikan panen Desember 2022.
Kami mengembangkan jahe merah yang kedua kali dan pertama tahun 2021 bisa menghasilkan pendapatan Rp8 juta,"katanya.