Balikpapan (ANTARA) - Tingkat keterisian ruang isolasi dan Intensive Care Unit (ICU) untuk pasien COVID-19 di rumah-rumah sakit di Balikpapan, Kalimantan Timur kini sudah lebih dari 100 persen.
“Jadi sudah melebihi kapasitas yang disediakan,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Balikpapan dr Andi Sri Juliarty di Balikpapan, Rabu.
Baca juga: Satgas COVID-19 Garut proses hukum tiga pabrik akibat melanggar PPKM
Saat ini juga jumlah pasien yang berhasil sembuh atau selesai perawatan di rumah-rumah sakit jumlahnya lebih sedikit dari yang mengantre untuk dirawat. Tempat tidur perawatan yang tersedia setelah ditinggal mereka yang sembuh itu segera ditempati pasien berikutnya.
Satgas COVID-19 menyediakan 600 lebih sedikit tempat tidur di 11 rumah sakit di Balikpapan. Di pertengahan Juni, hanya 150 yang terpakai, sementara saat ini dengan pertambahan kasus positif rata-rata 200 orang per hari sejak akhir Juni, Balikpapan kekurangan tempat tidur.
Kadinkes Juliarty menjelaskan, dengan lonjakan kasus yang tinggi tersebut, maka tingkat kematian juga menjadi tinggi. Dalam sepekan terakhir jumlah pasien yang meninggal sebab COVID-19 rata-rata 10 orang per hari. Selasa 6/6 lalu malah ada 19 kematian.
Angka tersebut jauh di atas batasan yang dibuat Satgas COVID-19 nasional, yang menggariskan maksimal 3 kematian per hari.
Termasuk yang terpapar dan meninggal dunia adalah juga para tenaga kesehatan.
“Kami jadi menolak pasien,” kata Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan Ahmad Zuhro Ma’ruf.
Pasien yang kondisinya dianggap tidak mengkhawatirkan dan dapat dirawat di rumah pun ditolak, atau disarankan mencari ruang perawatan di rumah sakit lain.
Per tanggal 7 Juli 2021, menurut Zuhro Ma’ruf, ada 255 pasien COVID-19 yang dirawat di rung isolasi, sementara sudah ada 27 pasien positif baru yang harus dirawat di ruang isolasi tersebut.
“Mungkin 1-2 hari ke depan kami akan menambah kapasitas ICU sebanyak 12 tempat tidur,” kata Ma’ruf.
Ma’ruf juga menambahkan bahwa saat ini hanya RSKD yang bisa merawat ibu hamil yang terpapar COVID-19 karena memiliki sejumlah fasilitas. Karena itu ia berharap rumah-rumah sakit lainnya di Balikpapan menambah fasilitas untuk merawat ibu hamil yang positif COVID-19 tersebut. ***