Pemkot Serang Kesulitan Tangani Penyandang Masalah Sosial
Serang, (ANTARABanten) - Pemerintah Kota Serang, Provinsi Banten, kesulitan menangani penyandang masalah kesejahteraan sosial seperti pengemis, anak jalanan dan lainnya, karena belum memiliki lembaga tersendiri yang mengurus masalah tersebut.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Serang Akhman Sardjito di Serang, Selasa, mengatakan, jumlah penyandang masalah sosial di Kota Serang terus bertambah seiring dengan perkembangan Kota Serang.
Namun lembaga tersendiri yang menangani masalah tersebut yakni Dinas Sosial tidak ada, karena selama ini masih digabung dengan fungsi lain yakni Tenaga Kerja, Kependudukan dan Catatan Sipil, ujarnya.
"Jumlah anak jalanan saja saat ini diperkirakan lebih dari 200 orang pada tujuh titik di Kota Serang. Belum lagi pengemis, gelandangan dan lainnya," kata Akman Sardjito.
Menurut Akman, Pemkot Serang tidak memiliki dinas sosial tersendiri karena masih digabung dengan fungsi lainnya. Sehingga anggaran dari APBN untuk masalah sosial tersebut tidak diberikan, karena pemerintah pusat beranggapan Kota Serang tidak terlalu bermasalah dengan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial tersebut.
Padahal, kata dia, dari 22 jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial, beberapa diantaranya ada di Kota Serang seperti anak jalanan, gelandangan, pengemis, pekerja seks komersial (PSK) dan anak terlantar. Sementara penangannya belum optimal, sehingga banyak anak-anak jalanan tersebut yang dititipkan di panti sosial daerah lain seperti ke DKI Jakarta.
"Jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Serang hampir sama dengan di DKI Jakarta, hanya jumlahnya saja yang berbeda," katanya.
Akhman mengatakan, untuk mengurangi angka penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Serang, awal Juli 2010 DPRD Kota Serang sudah mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) No 5 tahun 2010, mengenai penanggulangan penyakit masyarakat di Kota Serang. Perda tersebut diantaranya memuat tentang sanksi bagi masyarakat yang memberikan uang kepada pengemis dan anak jalanan di lampu merah atau jalan raya.
"Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan. Karena faktor adanya anak jalanan bukan hanya motif ekonomi tetapi lingkungan seperti jalan raya dan tempat keramaian," kata Akhman Sardjito.