Pondok Pesantren Darus Sunnah di Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten, menjadi pesantren terakhir yang tergabung ke dalam Gugus Tugas COVID-19 Kementerian Agama RI.

Pengurus Pesantren Darus Sunnah, Muhammad Hanifuddin di Tangerang Kamis mengungkapkan Kemenag menargetkan 50 Pondok Pesantren di Jabodetabek tergabung dalam Gugus Tugas COVID-19 Kementerian Agama.

Menurut dia, lembaga pendidikan berasrama, pesantren merupakan salah satu titik rawan penularan COVID-19. Hal ini menjadi perhatian Kementerian Agama.

Sementara itu, di pondoknya yang memiliki kompleks asrama 1.000 meter persegi ini menaungi 400 orang santri putra dan putri. Kontak antar santri di lingkungan pondok tidak mungkin terhindarkan lagi karena di asrama seperti ini tidak memungkinkan penerapan social distancing.

Saat masuk nanti diperlukan penanganan sesuai protokol yang direkomendasikan otoritas kesehatan. Alat pendeteksi suhu badan, tambah Hanifuddin, sempat sulit didapat di pasaran. Ia mengaku terbantu dengan alat thermoscanning bantuan Kemenag ini.

"Prosedur penanganan dan pencegahan penting supaya kami lebih waspada dan sigap apabila terjadi masalah. Yang paling jelas, screening suhu badan akan diterapkan pada saat awal masuk santri nanti" tambahnya.

Saat ini terdapat 28.961 pondok pesantren di Indonesia dan 9.167 di antaranya berada di Jawa Barat. Di ibukota DKI Jakarta terdapat 106 pesantren. Untuk Jabodetabek, gugus tugas pesantren ini diharapkan dapat menjadi benteng pertahanan pesantren secara mandiri.

Pada hari ini juga, Pesantren yang didirikan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, almarhum KH Ali Mustofa Yaqub itu mendapat penyemprotan menyeluruh dan alat-alat screening.

Alat-alat yang diserahkan ke pesantren yang beralamat di Jl. SD Inpres no 10 Tangerang Selatan ini antara lain thermoscanner gun, cairan hand sanitizer, disinfektan dan berbagai bahan mentah untuk diolah menjadi disinfektan secara mandiri.

Humas Ditjen Pendidikan Islam Kemenag Sholla Taufiq mengungkapkan, Kemenag melalalui Ditjen Pendidikan Islam akan memantau dinamika pandemi ini melalui Satgas yang sudah dibentuk. Ini merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada pesantren. "Bila tidak diantisipasi sejak dini, hal ini akan memicu naiknya angka penderita COVID-19" katanya.

Sebanyak 50 pesantren yang tergabung dalam Gugus Tugas ini telah diberikan prosedur standar tentang mitigasi korona, meliputi pencegahan dan penanganan kasus.

Protokol dan mitigasi COVID-19 di pondok pesantren penting dikuasai pondok pesantren agar lingkungan pondok tidak menjadi sarang penularan virus korona.

Di 50 pesantren tersebut sekaligus didirikan Posko Gugus Tugas Covid 19 Kemenag dan diantara mereka telah dibentuk grup guna mempermudah jalur koordinasi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Imam Safei mengatakan, saat ini pihaknya baru menjangkau Jabodetabek karena daerah ini menjadi pusat sebaran corona terbesar. Bila ini selesai, ke depan
akan diteruskan ke daerah-daerah.

Pria yang juga menjabat sebagai Plt Direktur PD Pontren Kemenag ini mengatakan pemberdayaan pesantren dalam hal ini penting untuk mencegah virus korona berkembang di pesantren dengan penerapan kewaspadaan dalam bentuk yang tepat.

Sejauh ini pesantren masih tergolong steril, untuk itulah pertahanan diri diperlulan dengan cara menguasai prosedur pencegahan dan penanganannya.

"Ini penting dilakukan karena pandemi corona terus meluas di Jabodetabek. Pesantren penting memiliki gugus tugas yang terkoordinasi dengan pemerintah" kata Iman Safei.

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020