Seorang pasien yang dinyatakan sembuh dari penyakit COVID-19, Rico J Sihombing, berpesan kepada masyarakat untuk tidak paranoid atau ketakutan dengan pandemi yang tengah melanda Indonesia, tetapi mereka juga harus tetap waspada dengan mengikuti arahan pemerintah.
"Terhadap COVID-19 ini kita perlu waspada tapi juga jangan jadi paranoid," katanya melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Artinya, kata dia, siapa pun dapat tertular virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19, di manapun dan kapan pun, mengingat telah meluasnya penyebaran wabah tersebut.
"Kita bisa tertular, kita juga bisa menularkan ke orang lain," katanya.
Untuk itu, masyarakat diminta untuk waspada dengan menghindari area atau daerah yang berpotensi memiliki risiko penularan tinggi dan juga waspada agar tidak menularkan virus tersebut ke orang lain.
Namun demikian, katanya lebih lanjut, bukan berarti masyarakat boleh menjadi ketakutan atau khawatir secara berlebihan sehingga bertindak secara gegabah.
Kekhawatiran atau kecemasan itu, katanya, justru dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga memperbesar risiko tertular dan jika sudah tertular sulit disembuhkan karena kunci utama kesembuhan berada pada sistem imunitasnya.
"Jadi paranoid, seakan-akan segala sesuatu akan berakhir. Jadi ketakutan sendiri," katanya.
Sementara itu, bagi seseorang yang mengalami gejala-gejala terpapar COVID-19 Rico mengajak masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah dengan melakukan isolasi mandiri.
"Seumpama kita pilek, merasa kurang enak badan, jangan ke luar rumah, tetapi melakukan isolasi mandiri selama 14 hari," ujarnya.
Selama isolasi mandiri, ia juga menyarankan agar masyarakat tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Kemudian tetap makan, ditambah (konsumsi) vitamin C dan E. Kemudian, jangan takut, terus panik dan jangan stres karena kalau kita stres sistem kekebalan tubuh kita drop langsung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Terhadap COVID-19 ini kita perlu waspada tapi juga jangan jadi paranoid," katanya melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Artinya, kata dia, siapa pun dapat tertular virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19, di manapun dan kapan pun, mengingat telah meluasnya penyebaran wabah tersebut.
"Kita bisa tertular, kita juga bisa menularkan ke orang lain," katanya.
Untuk itu, masyarakat diminta untuk waspada dengan menghindari area atau daerah yang berpotensi memiliki risiko penularan tinggi dan juga waspada agar tidak menularkan virus tersebut ke orang lain.
Namun demikian, katanya lebih lanjut, bukan berarti masyarakat boleh menjadi ketakutan atau khawatir secara berlebihan sehingga bertindak secara gegabah.
Kekhawatiran atau kecemasan itu, katanya, justru dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga memperbesar risiko tertular dan jika sudah tertular sulit disembuhkan karena kunci utama kesembuhan berada pada sistem imunitasnya.
"Jadi paranoid, seakan-akan segala sesuatu akan berakhir. Jadi ketakutan sendiri," katanya.
Sementara itu, bagi seseorang yang mengalami gejala-gejala terpapar COVID-19 Rico mengajak masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah dengan melakukan isolasi mandiri.
"Seumpama kita pilek, merasa kurang enak badan, jangan ke luar rumah, tetapi melakukan isolasi mandiri selama 14 hari," ujarnya.
Selama isolasi mandiri, ia juga menyarankan agar masyarakat tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Kemudian tetap makan, ditambah (konsumsi) vitamin C dan E. Kemudian, jangan takut, terus panik dan jangan stres karena kalau kita stres sistem kekebalan tubuh kita drop langsung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020