Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah meninjau produksi beras dengan nama dagang Jawara Serang atau Jaseng yang akan digunakan untuk bantuan sosial korban terdampak virus corona jenis baru atau COVID-19.

“Ada lima sumber produksi beras Jaseng. Saya langsung mengecek kesiapan suplai dari petani, insya Allah aman. Sebagian akan dibagikan untuk bantuan sosial korban terdampak COVID-19,” kata Tatu saat mengecek gudang beras Jaseng di Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Kamis.

Menurut Tatu, ada sekitar 78 ribu kepala keluarga (KK) yang terdampak secara ekonomi akibat wabah COVID-19. Jumlah KK tersebut belum tersentuh bantuan pangan nontunai (BPNT) maupun program keluarga harapan (PKH) dari pemerintah pusat.

Kemudian, warga terdampak lainnya, kata Tatu, mereka yang awalnya bekerja, tetapi menganggur akibat wabah COVID-19.

“Mereka yang tadinya punya penghasilan, sekarang tidak. Itu yang harus kami siapkan, dan kami bantu. Minimal mereka punya beras,” kata Tatu.

Ia mengatakan, saat ini Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Serang, pemerintah kecamatan, dan pemerintah desa tengah mendata masyarakat yang terdampak secara ekonomi. Pendataan dilakukan agar tidak ada tumpang tindih penerima bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan Pemkab Serang.

“Kami ingin bantuan tepat sasaran,” ujarnya.

Dari peninjauan tersebut, stok beras dari petani Kabupaten Serang sangat cukup, namun para produsen sedikit kesulitan modal untuk membeli gabah dari petani.

“Ini yang akan kami carikan solusi. Untuk stok beras, alhamdulillah aman,” katanya.

Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Serang Zaldi Dhuhana mengatakan ketersediaan beras Jaseng selama April-Mei sebanyak 160.000 ton gabah, setara dengan 88.000 beras.

“Kalau dibagi untuk kebutuhan Kabupaten Serang itu ada 12.000 ton per bulan, maka untuk memenuhi kebutuhan selama enam bulan setengah ke depan, masih tercukupi,” ujarnya.

Menurutnya, Pemkab Serang menggunakan beras Jaseng untuk memenuhi kebutuhan BPNT. Kemudian sejumlah perusahaan pun membeli beras kualitas premium tersebut untuk bantuan korban terdampak COVID-19.

“Seperti BPR Serang, juga langsung dibayar kepada petani. Untuk harga beras Jaseng ini rata-rata Rp10 ribu per kilogram dengan kemasan 10 kilogram,” tutur Zaldi.

Pewarta: Lukman Hakim

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020