Hebohnya isu penculikan hingga patahnya tangan yang dialami salah seorang murid kelas V SD Negeri 66 Pontianak bukan karena penculikan melainkan karena siswi tersebut membantu pamannya yang sedang membangun rumah di sebelah rumahnya, kata Guru Kelas II SDN 66 Pontianak, Kalimantan Barat Susi Roslia.

"Tangannya patah itu betul, tetapi kejadiannya bukan di sekolah namun patah tangannya anak itu karena tersandung saat bermain di lokasi rumah pamannya," kata Susi Roslia di Pontianak, Kamis.

Dia mengaku, saat mengetahui kabar salah satu siswinya diculik, sekitar pukul 10.00 WIB kemarin, ia langsung memanggil siswi tersebut, dan kebetulan kejadian yang diceritakan dekat dengan ruang kelas tempat ia mengajar hari itu.

"Saya sempat panggil siswi bersangkutan dan langsung menanyakan perihal penculikan itu. Dan saat itu kondisi tangannya baik-baik saja, sementara kejadian patah tangan itu bukan di sekolah tapi di rumah pada sore hari," katanya.

Memang ujarnya, dalam pengakuan, siswi tersebut mengatakan bahwa dirinya ditarik, bukan di bekap seperti versi yang beredar. Tangan anak itu dipegang terus ditarik oleh laki-laki yang turun dari mobil.

"Tapi saya bingung, anak kelas V bisa bilang mobil yang gunakan itu mobil Jeep, tapi ekspresi wajah anak itu biasa saja tidak menunjukkan perasaan shok. Dan sebelum diceritakan ke sana anak ini juga sudah menceritakan kepada wali kelasnya," kata Susi.

Sementara itu menurut cerita kawan-kawan bermain dari siswi itu, pada saat kejadian seperti yang diceritakannya, tidak ada mobil yang lewat.

"Tadi saat kami dan kebetulan juga ada dari pihak kepolisian dan KPAD Kalbar ke rumahnya, siswi ini mengaku bahwa cerita yang ia buat itu bohong tanpa memberi alasan mengapa membuat cerita bohong itu," kata Yani petugas TU SD Negeri 66 Pontianak mengakhiri.
 

Pewarta: Andilala dan Slamet Ardiansyah

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020