Misinformasi atau kesalahan informasi menyebabkan kekhawatiran masyarakat untuk menggunakan tembakau yang dipanaskan atau dikenal sebagai rokok elektrik.

Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Amaliya, Selasa, menjelaskan banyak berita negatif mengenai rokok elektrik yang muncul karena adanya kesalahan informasi. 

Contohnya, kematian remaja di Amerika Serikat setelah menggunakan rokok elektrik, padahal terbukti disebabkan oleh penyalahgunaan rokok elektrik dengan mencampur cairan nikotin dengan zat Tetrahidrokanabinol (THC) dan Vitamin E Asetat yang seharusnya tidak dilakukan.

"Publik harus cermat dalam menyikapi hal ini, agar kehadiran produk tembakau alternatif dapat dimanfaatkan dengan baik. Sebaiknya, inovasi seperti ini distimulasi oleh informasi yang akurat dan aturan yang mendukung. Jangan sampai perokok dewasa tidak memperoleh hal positif dari produk tembakau alternatif karena misinformasi," kata Amaliya.

Menurut Amaliya, misinformasi seperti ini dapat membuat kekhawatiran dan memicu kesalahpahaman publik terhadap produk tembakau alternatif semakin meningkat. Padahal, produk tembakau alternatif hadir untuk memfasilitasi perokok dewasa yang tidak bisa berhenti merokok untuk beralih ke produk tembakau yang memiliki risiko lebih rendah daripada rokok.

"Masalah misinformasi yang menimpa rokok elektrik menjadi pembelajaran bagi kita untuk dapat mencari sumber informasi terpercaya mengenai isu kesehatan dan dapat dibuktikan secara metodologis," ujar Amaliya.

"Jangan sampai misinformasi menggagalkan upaya bersama dalam mengurangi jumlah perokok dan risiko dari bahaya rokok," jelasnya.

Agar hal serupa tidak kembali terulang, Amaliya menyarankan agar semua pihak terkait, termasuk pemerintah, bersikap terbuka dan kritis terhadap kehadiran inovasi baru seperti produk tembakau alternatif. 

"Jangan sampai misinformasi membuat kita menyimpulkan sesuatu itu negatif, padahal misinformasi itulah yang sebenarnya berbahaya," ujarnya.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020