Ahli Toksikologi dari Universitas Airlangga, Sho’im Hidayat mengatakan untuk mengurangi dampak negatif penggunaan rokok sejumlah negara maju di Eropa menggunakan produk tembakau alternatif.

"Hanya saja penggunaan produk tersebut diatur melalui regulasi agar tidak terjadi penyalahgunaan," kata Sho'im dalam keterangannya, Kamis (20/2/2020.

Sho’im Hidayat mengatakan dalam ajang  International Conference on Harm Reduction in Non-Communicable Diseases yang diselenggarakan di Paris, Prancis pada 2-3 Februari lalu,  sejumlah negara di Eropa, seperti Inggris, Prancis, Polandia, dan Rusia sudah memiliki regulasi khusus bagi produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik, yang terpisah dari rokok.

Sho’im menjelaskan Inggris sudah mengatur secara ketat penggunaan produk tembakau alternatif sejak 2015 lalu. 

"Hasilnya positif. Kalau perokok dewasa sudah banyak yang beralih ke produk tembakau alternatif, maka risiko terkena penyakit akibat rokok juga dapat menurun," tegasnya.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian terbesar kedua di dunia dan bertanggung jawab atas sekitar 9,6 juta kematian di tahun 2018. 

Secara global, sekitar satu dari enam kematian disebabkan oleh kanker. Penggunaan tembakau yang dibakar yang menghasilkan lebih dari 7.000 zat kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya adalah faktor risiko tertinggi dan bertanggung jawab atas sekitar 22 persen kematian akibat kanker. 

Profesor David Khayat, Ahli Onkologi dari Prancis, menambahkan semua pihak harus mendorong penggunaan produk tembakau alternatif sebagai bagian dari konsep pengurangan risiko dari tembakau. 

"Sebagai ahli kanker, saya mendorong pasien saya yang perokok untuk berhenti merokok. Tapi, jika tidak bisa, saya harus menawarkan mereka alternatif. Kita perlu mendukung pasien yang gagal dengan metode lain," ujarnya. 

Apabila tidak diberikan solusi alternatif, menurut Khayat, para perokok dewasa akan terus mengonsumsi rokok, meskipun mereka sebenarnya tahu bahwa produk tersebut berbahaya bagi kesehatan. 

Penggunaan produk tembakau alternatif sama halnya seperti memakai sabuk pengaman untuk meminimalisasi bahaya yang ditimbulkan jika terjadi kecelakaan pada kendaraan.

“Teknologi telah memberikan kami alat untuk melakukannya, mengapa kita menolak untuk melakukannya dengan tembakau? Kami ingin memberantas kanker dan pasien tetap hidup,” tutup Khayat.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020