Aparat Pemerintah Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten membentuk desa dan kelurahan tangguh bencana agar semua perangkat dapat berpartisipasi aktif ketika terjadi musibah dan berupaya untuk mengantisipasi.
"Ketika ada bencana agar ditangani lebih sigap, tanggap, cepat dan tepat sasaran," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Moch Maesyal Rasyid di Tangerang, Jumat.
Maesyal mengatakan upaya pembentukan tersebut juga dilakukan diantaranya sosialisasi yang diikuti 40 kepala desa dan enam lurah yang selama ini dianggap lokasi rawan bencana seperti banjir dan kebakaran serta tanah longsor.
Dia menambahkan upaya tersebut merupakan bagian dari optimalisasi mengatasi bencana alam yang belakangan ini sering terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Tangerang.
Awal tahun 2020, banjir melanda Kabupaten Tangerang dan ribuan rumah terendam air bah akibat meluapnya sejumlah sungai yakni Sungai Cimanceuri, Cidurian, Cirarap dan Cisadane.
Pemerintah setempat memetakan terdapat sekitar 13 dari 29 kecamatan yang ada merupakan rawan banjir karena meluapnya sungai dan areal yang letaknya di bawah bantaran sungai.
Meski tidak ada korban jiwa meninggal ketika bencana itu, kata Moch Maesyal Rasyid, tetapi ribuan warga terpaksa mengungsi di tenda akibat rumah terendam air.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Bambang Sapto mengatakan desa tangguh bencana merupakan perwujudan dari tanggung jawab pemerintah memberikan perlindungan kepada warga.
Ia menjelaskan pembentukan desa tangguh sesuai dengan Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanahkan bahwa kebencanaan adalah salah satu sub urusan pemerintahan daerah.
Hal itu karena ketika ada bencana pemerintah daerah wajib dalam pelayanan dasar dan ketertiban umum serta urusan perlindungan kepada masyarakat.
Dia menambahkan sosialisasi desa tangguh diikuti 40 kepala desa, enam lurah, 14 kepala seksi Trantib 14 kecamatan di Kabupaten Tangerang
Pihaknya berharap semoga sosialisasi dapat mengurangi risiko bencana dan ancaman dan kerentanan serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi.
Sosialisasi tersebut juga untuk mengantisipasi dan mengurangi berbagai risiko bencana di Kabupaten Tangerang, demikian Bambang Sapto.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Ketika ada bencana agar ditangani lebih sigap, tanggap, cepat dan tepat sasaran," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Moch Maesyal Rasyid di Tangerang, Jumat.
Maesyal mengatakan upaya pembentukan tersebut juga dilakukan diantaranya sosialisasi yang diikuti 40 kepala desa dan enam lurah yang selama ini dianggap lokasi rawan bencana seperti banjir dan kebakaran serta tanah longsor.
Dia menambahkan upaya tersebut merupakan bagian dari optimalisasi mengatasi bencana alam yang belakangan ini sering terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Tangerang.
Awal tahun 2020, banjir melanda Kabupaten Tangerang dan ribuan rumah terendam air bah akibat meluapnya sejumlah sungai yakni Sungai Cimanceuri, Cidurian, Cirarap dan Cisadane.
Pemerintah setempat memetakan terdapat sekitar 13 dari 29 kecamatan yang ada merupakan rawan banjir karena meluapnya sungai dan areal yang letaknya di bawah bantaran sungai.
Meski tidak ada korban jiwa meninggal ketika bencana itu, kata Moch Maesyal Rasyid, tetapi ribuan warga terpaksa mengungsi di tenda akibat rumah terendam air.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Bambang Sapto mengatakan desa tangguh bencana merupakan perwujudan dari tanggung jawab pemerintah memberikan perlindungan kepada warga.
Ia menjelaskan pembentukan desa tangguh sesuai dengan Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanahkan bahwa kebencanaan adalah salah satu sub urusan pemerintahan daerah.
Hal itu karena ketika ada bencana pemerintah daerah wajib dalam pelayanan dasar dan ketertiban umum serta urusan perlindungan kepada masyarakat.
Dia menambahkan sosialisasi desa tangguh diikuti 40 kepala desa, enam lurah, 14 kepala seksi Trantib 14 kecamatan di Kabupaten Tangerang
Pihaknya berharap semoga sosialisasi dapat mengurangi risiko bencana dan ancaman dan kerentanan serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi.
Sosialisasi tersebut juga untuk mengantisipasi dan mengurangi berbagai risiko bencana di Kabupaten Tangerang, demikian Bambang Sapto.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020