Pusat pengendalian operasi penanggulangan bencana BPBD Kabupaten Maluku Tengah menyatakan tidak ada korban jiwa maupun warga yang mengungsi pascagempa bumi tektonik bermagnitudo 5,6 pada Sabtu, (8/2) pukul 15:36:45 WIT di wilayah Seram Utara Timur Kobi.
"Kini sudah terjadi 13 kali gempa susulan dan ada sejumlah bangunan milik warga yang rusak, termasuk kerusakan fasilitas milik swasta serta satu fasilitas umum," kata Kepala BPBD Maluku Tengah, Bob Rahmat yang dihubungi dari Ambon, Minggu.
Dari 13 kali gempa susulan hingga pukul 21:18 WIT pascagempa utama memiliki guncangan yang bervariasi antara 3,0 hingga 5,0 magnitudo dan pihak BMKG menyatakan tidak berpotensi tsunami sehingga warga diminta tetap tenang dan tidak terpengaruh isu-isu menyesatkan.
Menurut dia, BPBD Malteng untuk sementara telah membuatkan laporan kerusakan akibat gempa magnitudo 5,6 yang telah direvisi menjadi 5,4 menyebabkan lima unit rumah milik warga mengalami kerusakan.
Walau pun belum dirinci tingkat kerusakannya seperti apa, namun data BPBD Malteng menyebutkan warga yang rumahnya rusak adalah Waliyanto, alamat RT 10/RW 02 Negeri Kobi Mukti, Edi Santoso di RT 03/RW 01 Negeri Kobi Mukti, dan satu warga lainnya Kasri di RT 08/RW 02 Negeri Kobi Mukti.
Dua korban kerusakan rumah lainnya adalah Ediyanto di jalur 1 SP 1 Sariputih, serta Mustafa Kiahaly yang beralamat di Negeri Kobi Sadar.
Kemudian untuk kerusakan fasilitas swasta berupa bangunan milik PT. Nusa Ina Group, dan satu fasilitas umum berupa sebuah bak penampung air di Negeri SP.1 Sariputih.
"Meski pun tidak ada korban jiwa maupun warga yang mengungsi, namun kondisi masyarakat sekitar kawasan itu masih siaga satu, sementara aliran listrik milik PLN tidak terganggu," jelas Bob Rahmat.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa tektonik ini memiliki parameter awal dengan magnitudo M=5,6 yang kemudian dimutakhirkan menjadi Mw=5,4 dan termasuk gempa dangkal karena kedalamannya hanya 12 kilometer.
Episenter gempa terletak pada koordinat 2.85 LU dan 129.87 BT, berlokasi di laut pada jarak 68 km arah Barat Laut Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Kini sudah terjadi 13 kali gempa susulan dan ada sejumlah bangunan milik warga yang rusak, termasuk kerusakan fasilitas milik swasta serta satu fasilitas umum," kata Kepala BPBD Maluku Tengah, Bob Rahmat yang dihubungi dari Ambon, Minggu.
Dari 13 kali gempa susulan hingga pukul 21:18 WIT pascagempa utama memiliki guncangan yang bervariasi antara 3,0 hingga 5,0 magnitudo dan pihak BMKG menyatakan tidak berpotensi tsunami sehingga warga diminta tetap tenang dan tidak terpengaruh isu-isu menyesatkan.
Menurut dia, BPBD Malteng untuk sementara telah membuatkan laporan kerusakan akibat gempa magnitudo 5,6 yang telah direvisi menjadi 5,4 menyebabkan lima unit rumah milik warga mengalami kerusakan.
Walau pun belum dirinci tingkat kerusakannya seperti apa, namun data BPBD Malteng menyebutkan warga yang rumahnya rusak adalah Waliyanto, alamat RT 10/RW 02 Negeri Kobi Mukti, Edi Santoso di RT 03/RW 01 Negeri Kobi Mukti, dan satu warga lainnya Kasri di RT 08/RW 02 Negeri Kobi Mukti.
Dua korban kerusakan rumah lainnya adalah Ediyanto di jalur 1 SP 1 Sariputih, serta Mustafa Kiahaly yang beralamat di Negeri Kobi Sadar.
Kemudian untuk kerusakan fasilitas swasta berupa bangunan milik PT. Nusa Ina Group, dan satu fasilitas umum berupa sebuah bak penampung air di Negeri SP.1 Sariputih.
"Meski pun tidak ada korban jiwa maupun warga yang mengungsi, namun kondisi masyarakat sekitar kawasan itu masih siaga satu, sementara aliran listrik milik PLN tidak terganggu," jelas Bob Rahmat.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa tektonik ini memiliki parameter awal dengan magnitudo M=5,6 yang kemudian dimutakhirkan menjadi Mw=5,4 dan termasuk gempa dangkal karena kedalamannya hanya 12 kilometer.
Episenter gempa terletak pada koordinat 2.85 LU dan 129.87 BT, berlokasi di laut pada jarak 68 km arah Barat Laut Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020