Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Isyak Nuka, mengatakan pihaknya masih menelusuri penyebab maraknya praktik terminal bayangan di Kota Kupang.

"Penyebab maraknya praktik terminal bayangan di Kota Kupang masih kami telusuri untuk mencari tahu alasan utama sopir-sopir angkutan tidak mau masuk Terminal Oebobo," katanya di Kupang, Rabu, terkait maraknya praktik terminal bayangan di Kota Kupang.

Sedikitnya 300-400 unit mobil angkutan bus maupun travel setiap hari mangkal di terminal bayangan di Jalan Timor Raya, Oesapa, Kota Kupang.

Isyak mengatakan, praktik terminal bayangan sudah meresahkan berbagai pihak terutama masyarakat selaku pengguna layanan karena mobil-mobil beroperasi tanpa memperhatikan aspek keselamatan yang memadai.

Selain itu, praktik ini juga merugikan pemerintah yang seharusnya memperoleh pendapatan dari urusan perizinan maupun retribusi kendaraan di terminal resmi.

Dia mengatakan, saat ini pihaknya sementara menggelar operasi penertiban praktik terminal bayangan di ibu kota provinsi, namun di sisi lain juga menelusuri alasan munculnya praktik tersebut.

Menurut dia, alasan bahwa tarif masuk terminal resmi angkutan kota dalam provinsi seperti Terminal Oebobo tidak tepat karena harga tiket masuk hanya Rp4.000 per kendaraan.

"Tarif ini jauh lebih kecil kalau dibandingkan dengan konon katanya mereka bayar jasa parkir kepada preman di Oesapa sekitar Rp10.000," katanya.

Dia mengatakan, alasan lain bahwa mobil-mobil angkutan tidak mau masuk terminal Oebobo karena tak ada penumpang merupakan alasan yang tidak benar.

"Itu hanya alasan klasik karena penumpang itu mencari bus atau travel sehingga kalau parkir di dalam terminal, pasti penumpang akan ke terminal, sebaliknya kalau parkir di Oesapa maka penumpang harus ke sana. Ini melanggar aturan," katanya.

 

Pewarta: Aloysius Lewokeda

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020