Perwakilan dari International Islamic Charity Organization Kuwait memberikan penghormatan langsung sekaligus hadiah kepada 138 penghafal Al Quran dalam acara wisuda hafidz dan hafidzah Al Quran di Pondok Pesantren Darussalam, Kersamanah, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu.

Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Darussalam, Kersamanah, KH Abdullah Said Baharmus mengatakan, sebanyak 50 orang tamu dari Kuwait menghadiri wisuda dan memberikan penghormatan langsung kepada para penghafal Al Quran.

"Ada tamu dari Kuwait 50 orang dan memberi kehormatan kepada kita. Mereka juga diberi hadiah 100 Dollar Amerika atau Rp1,4 jutaan, masing-masing," katanya.

Ia menuturkan, santri yang lulus dan telah dinyatakan hafal Al Quran sebanyak 138 orang terdiri dari 98 santriwan dan santriwati Pesantren Darussalam dan 40 orang dari Pesanten Walantaka, Banten.

Ia menyampaikan, seluruh penghafal Al Quran usia pelajar itu telah mengikuti proses kegiatan hafalan yang sangat ketat hingga akhirnya berhasil dan mampu menghafal Al Quran.

Seluruh penghafal itu, kata dia, selanjutnya akan membantu para santri di pesantren untuk menghafal Al Quran sebelum akhirnya pulang ke rumah untuk mengabdi ke masyarakat, memberikan manfaat bagi bangsa dan negara.

"Saat pulang ke rumahnya masing-masing mereka harus berdedikasi untuk bangsa dan negara," katanya.

Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, Kersamanah, Kabupaten Garut, KH Asep Solahuddin Mu'thie menambahkan, wisuda penghafal Al Quran tersebut merupakan gelombang pertama, selanjutnya empat tahun berikut akan menggelar wisuda serupa.

Seluruh santri yang diwisuda itu, kata dia, merupakan hasil seleksi dari sekian banyak santri, kemudian mengikuti setiap tahapan yang sangat ketat hingga akhirnya lulus menjadi penghafal Al Quran.

"Program ini gelombang pertama, nanti dimulai lagi yang baru sampai empat tahun, empat tahun sekali diwisuda," katanya.

Salah seorang santriwati penghafal Al Quran dari Pondok Pesantren Darussalam Imelda Fitriana (16) mengaku senang bisa diwisuda sebagai penghafal Al Quran bersama para santri lainnya.

Imelda sambil menangis menceritakan kisahnya selama mengikuti kegiatan menghafal Al Quran mulai dari tahapan hafalan setiap juz selama satu tahun enam bulan, kemudian selama dua bulan proses hafalan untuk 30 juz.

"Ini semua karena Allah, hingga saya bisa, persiapannya pertama jelas niatkan pada harkatnya karena Allah, niat untuk menjadi lebih baik," kata Imelda usai mengikuti kegiatan wisuda.

Santriwati asal Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut itu mengatakan, selama dua bulan hanya fokus mengikuti kelas khusus menghafal Al Quran, setiap hari harus menghafal sampai selesai sebanyak 30 juz.

"Selama dua bulan kita dikhususkan untuk masuk kelas khusus, tidak mengikuti kegiatan pondok selama dua bulan," katanya.

Bupati Garut Rudy Gunawan yang hadir dalam acara wisuda penghafal Al Quran menyatakan bangga kepada para santri diusianya yang masih muda sudah mampu menghafal Al Quran.

Pemkab Garut, kata dia, siap mendukung untuk mencetak generasi penghafal Al Quran, salah satunya membuat peraturan daerah tentang pendidikan kemudian membangun sarana dan prasarana untuk menunjang program hafalan Al Quran tersebut.

"Akan dibangun tempat tahfidz Quran bersamaan dengan kantor Baznas, perpustakaan muslim dan ada tiga lantai. Untuk bangunan (anggaran) Rp6 miliar," katanya. ***3***

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020