Ratusan warga terdampak banjir di Kabupaten Tangerang, Banten akibat meluapnya Sungai Cisadane dan merendam perumahan terutama di Kecamatan Teluknaga terkena penyakit inspeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan diare.
"Selain itu warga juga terkena penyakit kulit serta gatal-gatal pada tangan dan kaki," kata Koordinator kesehatan Posko Banjir BUMN Peduli, Hasibah di Tangerang, Selasa.
Hasibah menambahkan setiap hari sejak Jumat (3/1) hingga Selasa (7/1) lebih dari 100 penduduk memeriksakan kesehatan di posko di Desa Kampung Melayu Barat, Teluknaga yang didirikan dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Menurut dokter di PT Angkasa Pura II (AP II) itu bahwa warga yang memeriksakan kesehatan berasal dari delapan titik banjir di Kecamatan Teluknaga terutama karena rumah mereka terendam air bah.
Namun posko BUMN Peduli tersebut didirikan adanya koordinasi PT AP II, PT Airnav, PT NRI, PT Sarinah dan PT INKA setelah mendapatkan instruksi dari Menteri BUMN Erick Tohir.
Pada posko tersebut dibuka selama 24 jam bergiliran didamping seorang dokter dan sejumlah tenaga medis lainnya termasuk perawat dari Dinas Kesehatan Pemprov Banten.
Bahkan di posko itu juga siaga ambulans 24 jam dengan peralatan pendukung, sebagai antisipasi bila ada korban banjir yang perlu dirujuk ke rumah sakit terdekat.
Hasibah menambahkan warga menderita penyakit karena dalam rumah dan halaman tergenang air kotor dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Sedangkan penyakit ISPA dan diare dialami oleh anak-anak dan lansia sehingga petugas medis memberikan obat yang telah disediakan.
Dia mengatakan penyakit lain yang diderita penduduk merupakan bawaan sebelum banjir seperti tekanan darah tinggi, jantung, katarak dan rematik.
Bahkan penyakit tersebut semakin bertambah karena mengalami kaget, kecapekan, kurang tidur dan stres akibat dalam rumah ada air bah.
Dia memastikan bahwa persediaan obat mencukupi untuk korban banjir yang membutuhkan bantuan termasuk menjemput warga dari rumah ke posko mengunakan kendaraan.
Pihaknya menghimbau kepada warga korban banjir supaya tetap menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan serta istirahat yang cukup karena aneka penyakit pengintai akibat lingkungan kotor.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Selain itu warga juga terkena penyakit kulit serta gatal-gatal pada tangan dan kaki," kata Koordinator kesehatan Posko Banjir BUMN Peduli, Hasibah di Tangerang, Selasa.
Hasibah menambahkan setiap hari sejak Jumat (3/1) hingga Selasa (7/1) lebih dari 100 penduduk memeriksakan kesehatan di posko di Desa Kampung Melayu Barat, Teluknaga yang didirikan dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Menurut dokter di PT Angkasa Pura II (AP II) itu bahwa warga yang memeriksakan kesehatan berasal dari delapan titik banjir di Kecamatan Teluknaga terutama karena rumah mereka terendam air bah.
Namun posko BUMN Peduli tersebut didirikan adanya koordinasi PT AP II, PT Airnav, PT NRI, PT Sarinah dan PT INKA setelah mendapatkan instruksi dari Menteri BUMN Erick Tohir.
Pada posko tersebut dibuka selama 24 jam bergiliran didamping seorang dokter dan sejumlah tenaga medis lainnya termasuk perawat dari Dinas Kesehatan Pemprov Banten.
Bahkan di posko itu juga siaga ambulans 24 jam dengan peralatan pendukung, sebagai antisipasi bila ada korban banjir yang perlu dirujuk ke rumah sakit terdekat.
Hasibah menambahkan warga menderita penyakit karena dalam rumah dan halaman tergenang air kotor dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Sedangkan penyakit ISPA dan diare dialami oleh anak-anak dan lansia sehingga petugas medis memberikan obat yang telah disediakan.
Dia mengatakan penyakit lain yang diderita penduduk merupakan bawaan sebelum banjir seperti tekanan darah tinggi, jantung, katarak dan rematik.
Bahkan penyakit tersebut semakin bertambah karena mengalami kaget, kecapekan, kurang tidur dan stres akibat dalam rumah ada air bah.
Dia memastikan bahwa persediaan obat mencukupi untuk korban banjir yang membutuhkan bantuan termasuk menjemput warga dari rumah ke posko mengunakan kendaraan.
Pihaknya menghimbau kepada warga korban banjir supaya tetap menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan serta istirahat yang cukup karena aneka penyakit pengintai akibat lingkungan kotor.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020