Stok blangko KTP elektronik minim di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Cianjur, Jawa Barat, sehingga ratusan warga terpaksa kembali menggunakan surat keterangan untuk berbagai keperluan.

"Print Ready Record (PRR) mencapai 36.136 data kependudukan, sehingga pemohon KTP-e terpaksa mengantri atau memilih untuk dibuatkan surat keterangan," kata Kepala Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan Disdukcapil Cianjur, Aang Sumiarsa di Cianjur Kamis.

Antrian untuk mendapat KTP-e tersebut sudah terjadi sejak pertengahan tahun lalu, tepatnya setelah Pemilu usai. Stok yang didapat dari setiap pengajuan ke pusat hanya 500 sampai 1000 keping.

Antrean data siap cetak ungkap dia, akan terus bertambah jika stok blanko belum ada penambahan karena setiap harinya tercatat ada 150 orang pemohon yang datang ke Disdukcapil untuk membuat KTP-e.

"Stok sebanyak itu, hanya cukup untuk tiga hari. Namun pemohon terus meningkat, sehingga antrian panjang setiap hari hanya bisa diatasi dengan surat keterangan yang fungsinya sama dengan KTP-e," katanya.

Pihaknya berharap pemerintah pusat dapat menambah jumlah pasokan untuk daerah termasuk Cianjur, agar warga yang membutuhkan tidak perlu mengantri lama karena pihaknya memiliki mesin yang dapat mencetak KTP-e sebanyak 1500 perhari.

"Disdukcapil Cianjur terpaksa menyiasati dengan mengeluarkan surat keterangan, hingga saat ini, kami sudah mengeluarkan 74 ribu surat keterangan. Diawal tahun ini sudah hampir 300 surat keterangan yang dicetak," katanya.

Ia menjelaskan surat keterangan yang dikeluarkan untuk pemohon yang sebagian besar melakukan perubahan data atau KTP yang sudah print ready record rusak karena blangko yang ada diprioritaskan untuk pemohon baru.

Minimnya blangko yang didapat dinas, membuat maraknya praktek percaloan. Bahkan beberapa orang pemohon menyebutkan angka Rp150 ribu untuk mendapat KTP-e dalam waktu satu hari.

"Saya sangat butuh untuk mengurus perpanjangan kontrak kerja, sehingga saya mencoba melalui calo. Hanya menunggu dua jam saya sudah dapat KTP-e yang katanya stok blangko minim," kata Isme, warga Kecamatan Karantengah.
 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020