Sejumlah umat Islam Kota Palu mengisi malam pergantian tahun 2019 ke 2020 dengan berbagai aktivitas, utamanya kegiatan-kegiatan keagamaan seperti zikir dan doa.

Banyak umat Islam di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah itu, Selasa malam, mengisi malam pergantian tahun di masjid-masjid dan lapangan dengan zikir dan doa bersama serta ceramah agama.

Langit Kota Palu hampir jarang dihiasi letusan kembang api, mengingat bencana gempa, tsunami dan likuefaksi 2018 mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan dan meninggalkan duka mendalam yang masih belum hilang di hati semua warga, terutama korban bencana yang kehilangan sanak saudara, harta benda yang kini tinggal di hunian-hunian sementara.

"Sudah selayaknya kita mengisi malam pergantian tahun dengan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, berdoa dan memohon ampun agar daerah kita dijauhkan dari bencana," kata salah satu warga dan jamaah zikir dan doa bersama di Masjid Raodha Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore, Melda.

Ia tidak ingin bencana serupa kembali melanda Kota Palu sehingga ia berharap melalui zikir dan doa bersama yang ia dan warga Palu panjatka dapat menjauhi daerah dari bencana yang serupa.

"Semoga zikir dan doa yang kita panjatkan dikabulkan oleh Allah SWT sehingga Kota Palu dilindungi dan dijauhkan dari bencana gempa, tsunami, likuefaksi dan lainnya," ucapnya.

Menurut warga dan jamaah zikir dan doa bersama Masjid Alkhairaat Kelurahan Siranindi Kecamatan Palu Barat, Arisman kurang pantas umat Islam Kota Palu mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat apalagi negatif.

"Kita baru saja dilanda bencana gempa, tsunami dan likuefaksi. Sudah seharusnya kita memetik pelajaran berharga dari musibah tersebut agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan tercela yang dapat mengundang datangnya bencana," tambah dia.

Pewarta: Muhammad Arshandi

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019