Sejumlah siswa-siswi SMA Mandala Jayapura, Provinsi Papua, memasarkan beragam produk keterampilan yang dibuat di halaman sekolah tersebut.

Beragam produk yang dipasarkan di antaranya anyaman topi berbahan benang wol, pohon dari bahan sampah plastik, noken dari benang wol dan bunga dari hasil daur ulang sampah. Pemasaran produk ketrampilan itu berlangsung sehari.

Kepala SMA Mandala Jayapura Ferdinand Assa di Jayapura, Selasa, mengatakan pemasaran beragam produk itu merupakan pelaksanaan Program Kewirausahaan Sekolah yang di canangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Ferdinand menilai program tersebut cocok bagi  sekolah, terutama di sekolahnya karena siswa didiknya memiliki segudang bakat keterampilan yang dapat dikembangkan. Program ini memberi ruang untuk para siswa dan mengembangkan bakat keterampilannya.

Menurut dia, ada tujuh misi di sekolah yang dipimpinya. Pertama, membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa serta berakhlak mulia.

Kedua, melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan secara aktif sehingga siswa dapat berkembang secara optimal baik dari segi kompetitif, pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Ketiga, menumbuhkan wawasan tentang sistem informasi dan teknologi kepada seluruh warga sekolah.

"Maka program-program yang dilaksanakan di sekolah adalah untuk menumbuhkan budaya sekolah dalam hal ini adalah penguatan pendidikan karakter dan kegiatan-kegiatan literasi," ujarnya.

"Penguatan pendidikan karakter ini adalah menanamkan nilai-nilai utama karakter yaitu religius. Anak-anak kita memiliki aklaq yang mulia karena mereka bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa," katanya lagi.

Melalui beragam kegiatan osis adalah ibadah osis dan pengajian, itu untuk meningkatkan iman dan taqwa para siswa-siswi, ini nilai yang pertama. Selanjutnya, kedua nilai nasionalis sebab didalam nilai nasionalis itu ada nilai patriotisme dan nilai heroisme mencintai bangsa dan negara.

"Kemudian, nilai ketiga mandiri, anak-anak kita diharapkan tidak bergantung kepada orang lain, tetapi diharapkan sikap berdiri pada kaki sendiri. Nilai keempat adalah gotong royong," ujarnya.

"Kami senantiasa mengajarkan anak-anak kita supaya bekerja sama satu dengan yang lain, menolong satu dengan yang lain. Nilai kelima yaitu nilai integritas yakni hendaklah pikiran dan perbuatan itu harus sejalan," tambah Ferdinand.

Pewarta: Musa Abubar

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019