Taman Sangkareang adalah sebuah taman kota yang terletak tepat di pusat kota Mataram. Di dalam komplek taman Sangkareang ini terdapat sebuah lapangan yang kerap menjadi tempat pelaksanaan event besar, seperti pameran atau konser musik. Saat sore hari, Taman Sangkareang akan ramai dikunjungi anak-anak. Karena di tempat ini juga dipenuhi beberapa wahana permainan anak dan taman baca.
Ramainya anak-anak yang mendatangi Taman Sangkareang justru membuat masygul Ahmad Abdan Syukron, Pembaharu Muda (PM) kota Mataram. Kegundahan hatinya disebabkan taman kota ini kerap dipenuhi sampah puntung rokok yang bertebaran di dalam area taman.
“Saya sedih setiap kali datang ke Taman Sangkareang, karena dimana-mana saya menemukan sampah puntung rokok. Padahal di sini banyak sekali saya jumpai anak-anak sedang bermain. Ini menunjukkan bahwa di taman kota ini banyak orang merokok,” kata Syukron.
Ia menegaskan, puntung rokok adalah masalah banyaknya orang terpapar asap rokok.
“Puntung rokok ditemukan di mana saja, karena orang bisa merokok di semua tempat, mulai dari rumah, jalan, terminal, stasiun, warung, kampus, sekolah, perkantoran, bahkan di taman kota seperti Taman Sangkareang ini,” ujarnya.
Didasari keprihatinan masih banyaknya orang merokok di Taman Sangkareang, maka Syukron berkolaborasi dengan BEM Universitas Mataram, komunitas Dewan Anak Mataram dan relawan Galang Anak Semesta (Gagas) melakukan aksi Kampanye #SatuPuntungSejutaMasalah di Taman Sangkareang, akhir November lalu.
Dalam melakukan aksi, mereka menyisir seluruh area taman selama sekitar satu jam untuk memunguti puntung rokok. Hasilnya, terkumpul hampir 5.000 sampah puntung rokok.
”Banyaknya rokok yang kami temukan di area Taman Sangkareang membuktikan fakta bahwa anak-anak dan remaja memang rentan terpapar asap rokok,” tegasnya.
Ia mengutip data dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) yang menyebutkan 78% remaja terpapar asap rokok di tempat umum. Sehingga lebih dari 97 juta orang di Indonesia menjadi perokok pasif, temasuk anak-anak dan beresiko 3 kali mengidap penyakit kronis karena asap rokok.
Syukron adalah satu dari 20 Pembaharu Muda yang telah memulai kampanye #SatuPuntungSejutaMasalah pada 24 November lalu. Inisiator kampanye adalah Pembaharu Muda (PM), yakni 20 anak muda dari 20 kota, yang aktif melakukan aksi mendukung pengendalian tembakau untuk melindungi anak Indonesia dari dampak rokok, melalui aktivitas berbasis media sosial.
Pembaharu Muda bersama-sama teman, organisasi dan komunitas memungut sampah puntung rokok di berbagai lokasi tempat orang ramai beraktivitas, diantaranya taman kota, taman bermain anak, tempat olahraga, kawasan wisata, jalanan dekat perkampungan padat penduduk, jalanan di lingkungan sekolah, kampus, dan area dekat pedagang kaki lima.
Sebanyak 50 komunitas terlibat dalam kampanye #SatuPuntungSejutaMasalah di 9 Kota dan sudah terkumpul kurang lebih 80.000 sampah puntung rokok.
Pekan ini kampanye berlanjut ke kota Jakarta, Padang, dan Indramayu. Diawali oleh Priska Maya Putri, PM asal Jakarta, yang melakukan aksi di area Komplek Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Priska berkolaborasi dengan komunitas Jakarta Osoji Club (JOC), Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) dan Himpunan Qori dan Qoriah Mahasiswa (Hiqma) UIN Jakarta.
Pilihan Maya melakukan aksi di area GBK didasari keprihatinan masih banyaknya orang merokok di sarana olahraga tersebut.
“Di akhir pekan GBK sering dipadati keluarga yang jogging dan bersepeda bareng. Orang tua kadang membawa anak-anaknya ke GBK untuk kumpul bareng, tidak cuma untuk olahraga. Sementara di sana banyak orang dewasa merokok dan membuang puntungnya sembarangan,” kata mahasiswa UIN Jakarta ini.
Maka, bersama komunitas JOC, Himatika dan Hiqma UIN, Priska memulai kampanye #SatuPuntungSejutaMasalah pada Sabtu sore, (07/12/2019). Selama satu jam mereka menyisir area depan GBK, memunguti sampah puntung rokok di kawasan olahraga tersebut. Hasilnya, terkumpul 1.900 puntung rokok.
“Banyaknya puntung rokok yang kami temukan di area GBK membuktikan fakta bahwa anak-anak dan remaja memang rentan terpapar asap rokok,” tegasnya.
Ia bersama komunitas JOC, Himatika dan Hiqma UIN, mendorong DPRD DKI segera membahas raperda tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di DKI Jakarta.
“Kami mendorong DKI segera memiliki Perda KTR karena aturan tentang Kawasan Dilarang Merokok (KDM) yang diatur dalam Pergub DKI nomor 50/2012, belum efektif mengatur larangan merokok di Jakarta,” kata peserta Delegates Indonesia 7th Asean Future Leader Summit, di Malaysia ini.
Bersama Maya ada Sarah Haderizqi Imani, Pembaharu Muda kota Tangerang yang melakukan kampanye #SatuPuntungSejutaMasalah pada Minggu pagi.
Sarah berkolaborasi dengan Forum Anak kota Tangerang, Forum Anak kecamatan Larangan, Duta Anak provinsi Banten, Duta Baca provinsi Banten, dan Forum Genre kota Tangerang, menyisir area sekitar menyisir halte BRT, Trans Jakarta Puri Beta Larangan, memunguti sampah puntung rokok di kawasan olahraga tersebut. Hasilnya, terkumpul 7.199 puntung rokok.
“Banyaknya puntung rokok yang kami temukan di area halte BRT, Trans Jakarta Puri Beta Larangan ini, membuktikan fakta bahwa anak-anak dan remaja memang rentan terpapar asap rokok,” ujarnya.
Sarah menegaskan,walaupun kota Tangerang sudah memiliki Perda KTR, tapi banyaknya fakta pengumpulan puntung rokok membuktikan bahwa penegakan Perda KTR belum berjalan dengan maksimal.
"Karena itu, kami Pembaharu Muda kota Tangerang mendorong pemerintah kota Tangerang untuk terus menerapkan dan menegakkan Perda KTR demi peningkatan kesehatan dan membiasakan pola hidup sehat bagi masyarakat Kota Tangerang,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
Ramainya anak-anak yang mendatangi Taman Sangkareang justru membuat masygul Ahmad Abdan Syukron, Pembaharu Muda (PM) kota Mataram. Kegundahan hatinya disebabkan taman kota ini kerap dipenuhi sampah puntung rokok yang bertebaran di dalam area taman.
“Saya sedih setiap kali datang ke Taman Sangkareang, karena dimana-mana saya menemukan sampah puntung rokok. Padahal di sini banyak sekali saya jumpai anak-anak sedang bermain. Ini menunjukkan bahwa di taman kota ini banyak orang merokok,” kata Syukron.
Ia menegaskan, puntung rokok adalah masalah banyaknya orang terpapar asap rokok.
“Puntung rokok ditemukan di mana saja, karena orang bisa merokok di semua tempat, mulai dari rumah, jalan, terminal, stasiun, warung, kampus, sekolah, perkantoran, bahkan di taman kota seperti Taman Sangkareang ini,” ujarnya.
Didasari keprihatinan masih banyaknya orang merokok di Taman Sangkareang, maka Syukron berkolaborasi dengan BEM Universitas Mataram, komunitas Dewan Anak Mataram dan relawan Galang Anak Semesta (Gagas) melakukan aksi Kampanye #SatuPuntungSejutaMasalah di Taman Sangkareang, akhir November lalu.
Dalam melakukan aksi, mereka menyisir seluruh area taman selama sekitar satu jam untuk memunguti puntung rokok. Hasilnya, terkumpul hampir 5.000 sampah puntung rokok.
”Banyaknya rokok yang kami temukan di area Taman Sangkareang membuktikan fakta bahwa anak-anak dan remaja memang rentan terpapar asap rokok,” tegasnya.
Ia mengutip data dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) yang menyebutkan 78% remaja terpapar asap rokok di tempat umum. Sehingga lebih dari 97 juta orang di Indonesia menjadi perokok pasif, temasuk anak-anak dan beresiko 3 kali mengidap penyakit kronis karena asap rokok.
Syukron adalah satu dari 20 Pembaharu Muda yang telah memulai kampanye #SatuPuntungSejutaMasalah pada 24 November lalu. Inisiator kampanye adalah Pembaharu Muda (PM), yakni 20 anak muda dari 20 kota, yang aktif melakukan aksi mendukung pengendalian tembakau untuk melindungi anak Indonesia dari dampak rokok, melalui aktivitas berbasis media sosial.
Pembaharu Muda bersama-sama teman, organisasi dan komunitas memungut sampah puntung rokok di berbagai lokasi tempat orang ramai beraktivitas, diantaranya taman kota, taman bermain anak, tempat olahraga, kawasan wisata, jalanan dekat perkampungan padat penduduk, jalanan di lingkungan sekolah, kampus, dan area dekat pedagang kaki lima.
Sebanyak 50 komunitas terlibat dalam kampanye #SatuPuntungSejutaMasalah di 9 Kota dan sudah terkumpul kurang lebih 80.000 sampah puntung rokok.
Pekan ini kampanye berlanjut ke kota Jakarta, Padang, dan Indramayu. Diawali oleh Priska Maya Putri, PM asal Jakarta, yang melakukan aksi di area Komplek Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Priska berkolaborasi dengan komunitas Jakarta Osoji Club (JOC), Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) dan Himpunan Qori dan Qoriah Mahasiswa (Hiqma) UIN Jakarta.
Pilihan Maya melakukan aksi di area GBK didasari keprihatinan masih banyaknya orang merokok di sarana olahraga tersebut.
“Di akhir pekan GBK sering dipadati keluarga yang jogging dan bersepeda bareng. Orang tua kadang membawa anak-anaknya ke GBK untuk kumpul bareng, tidak cuma untuk olahraga. Sementara di sana banyak orang dewasa merokok dan membuang puntungnya sembarangan,” kata mahasiswa UIN Jakarta ini.
Maka, bersama komunitas JOC, Himatika dan Hiqma UIN, Priska memulai kampanye #SatuPuntungSejutaMasalah pada Sabtu sore, (07/12/2019). Selama satu jam mereka menyisir area depan GBK, memunguti sampah puntung rokok di kawasan olahraga tersebut. Hasilnya, terkumpul 1.900 puntung rokok.
“Banyaknya puntung rokok yang kami temukan di area GBK membuktikan fakta bahwa anak-anak dan remaja memang rentan terpapar asap rokok,” tegasnya.
Ia bersama komunitas JOC, Himatika dan Hiqma UIN, mendorong DPRD DKI segera membahas raperda tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di DKI Jakarta.
“Kami mendorong DKI segera memiliki Perda KTR karena aturan tentang Kawasan Dilarang Merokok (KDM) yang diatur dalam Pergub DKI nomor 50/2012, belum efektif mengatur larangan merokok di Jakarta,” kata peserta Delegates Indonesia 7th Asean Future Leader Summit, di Malaysia ini.
Bersama Maya ada Sarah Haderizqi Imani, Pembaharu Muda kota Tangerang yang melakukan kampanye #SatuPuntungSejutaMasalah pada Minggu pagi.
Sarah berkolaborasi dengan Forum Anak kota Tangerang, Forum Anak kecamatan Larangan, Duta Anak provinsi Banten, Duta Baca provinsi Banten, dan Forum Genre kota Tangerang, menyisir area sekitar menyisir halte BRT, Trans Jakarta Puri Beta Larangan, memunguti sampah puntung rokok di kawasan olahraga tersebut. Hasilnya, terkumpul 7.199 puntung rokok.
“Banyaknya puntung rokok yang kami temukan di area halte BRT, Trans Jakarta Puri Beta Larangan ini, membuktikan fakta bahwa anak-anak dan remaja memang rentan terpapar asap rokok,” ujarnya.
Sarah menegaskan,walaupun kota Tangerang sudah memiliki Perda KTR, tapi banyaknya fakta pengumpulan puntung rokok membuktikan bahwa penegakan Perda KTR belum berjalan dengan maksimal.
"Karena itu, kami Pembaharu Muda kota Tangerang mendorong pemerintah kota Tangerang untuk terus menerapkan dan menegakkan Perda KTR demi peningkatan kesehatan dan membiasakan pola hidup sehat bagi masyarakat Kota Tangerang,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019