PT Lestari Asri Jaya (LAJ) perusahaan pengelola Hutan Tanaman Industri di Tebo Jambi anak usaha PT Royal Lestari Utama menyelenggarakan program pelatihan budidaya sayuran terintegrasi kepada lebih dari 700 petani di kawasan tersebut.
"Program pembinaan dan pelatihan ini ditujukan bagi petani penggarap skala kecil di area konsesi HTI LAJ dan PT Wanamukti Wisesa yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Wana Mitra Lestari," kata Meizani Irmadhiany Corporate Affairs Director PT Royal Lestari Utama di Jakarta, Kamis, dalam keterangan persnya.
Menurut Meizani kegiatan ini merupakan wujud komitmen perseroan perusahaan untuk membina petani penggarap skala kecil yang tinggal dan menggantungkan hidupnya di lahan di dalam area kerja PT LAJ dan PT Wanamukti Wisesa.
“Ini adalah wujud komitmen perseroan perusahaan untuk melaksanakan pembinaan dan pemberdayaan petani kecil melalui implementasi program pertanian terpadu di Kabupaten Tebo, Jambi,” tegas Meizani.
Sugiyo, Ketua Kelompok Tani HutanKTH Wana Mitra Lestari mengatakan selama ini anggota kelompoknya menggantungkan kehidupan sehari-hari dengan bertanam dan menjual getah karet.
Sebagian pendapatan mereka harus digunakan untuk membeli sayur mayur dan kebutuhan pangan. Ketika harga jual karet relatif rendah, mereka kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Pelatihan budidaya sayuran ini sangat bermanfaat karena kami dapat memproduksi sendiri kebutuhan pangan dan juga menambah pendapatan keluarga,” kata Sugiyo.
Awalnya, ungkap Sugiyo, warga kerap was was dan khawatir akan digusur karena status tinggal di kawasan hutan produksi yang perizinan pengelolaannya diberikan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup kepada PT LAJ.
"Namun kami bersyukur karena ternyata kami diperbolehkan tetap mengelola lahan dan bergabung dalam program pembinaan sesuai aturan pemerintah. Alhamdullilah pada bulan September lalu kami sudah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan PT LAJ disaksikan langsung oleh Pemerintah Kabupaten Tebo dan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi," ujar Sugiyo.
"Salah satu isi kesepakatannya adalah kami akan mengembangkan program pertanian terpadu untuk ketercukupan pangan petani melalui tanaman sayur mayur dan perikanan,” tambahnya.
Lebih lanjut Sugiyo menuturkan bahwa sejak bulan Oktober lalu mereka mendapat dukungan dari PT LAJ berupa bibit, pupuk dan sarana produksi lainnya serta alat berat untuk persiapan lahan pertanian terpadu mereka yang seluas kurang lebih 1 hektar.
KTH Wana Mitra Lestari juga diajak mengikuti berbagai pelatihan tentang pertanian terpadu dan workshop ke daerah yang telah menerapkan model pertanian ini di Tanjung Jabung Barat dan Yogyakarta.
Salah satu hal yang menarik model pertanian terpadu yang dikembangkan ini tidak saja memadukan lebih dari dua jenis tanaman dan perikanan namun mengutamakan cara bercocok tanam yang memperhatikan lingkungan dengan mengutamakan penggunaan pupuk organik.
Petani juga dilatih memanfaatkan sumber daya dan limbah yang ada di sekitar untuk dijadikan pupuk seperti kotoran hewan, sisa sampah rumah tangga, dedaunan dan lain – lain.
Model ini selaras dengan konsep FAO (Food and Agriculture Organization) lembaga pangan PBB, tentang pertanian berkelanjutan yang merupakan praktk budidaya pangan yang dalam waktu bersamaan dapat meningkatkan produktivitas petani untuk masalah ketahanan pangan dan juga berkontribusi untuk mengurangi risiko karena perubahan iklim.
Hingga Oktober 2019, terdapat 10 desa di sekitar area kerja PT LAJ dan PT Wanamukti Wisesa yang melaksanakan program pertanian terpadu melalui Kelompok Tani Hutan (KTH) seperti Desa Kuamang, Desa Balai Rajo, Desa Sungai Karang, Desa Semambu, Desa Suo-Suo, Desa Aur Cino, Desa Muaro Sekalo, dan beberapa desa lainnya.
Ada pun komoditas yang dibudidayakan oleh para petani adalah padi, sayur-mayur, ikan lele, ikan nila, dan buah-buahan. Program pertanian terpadu ini merupakan hasil inisiasi PT LAJ bekerjasama dengan Yayasan Bakti Barito.
“Kami berharap melalui kegiatan ini para petani penggarap skala kecil bisa meningkatkan ketercukupan pangan dan pendapatan mereka. Hasil panen padi ladang, sayur mayur dan ikan dari lahan pertanian mereka bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya dapat dijual bersama-sama kelompok ke perusahaan untuk para karyawan. Kerjasama ini tentu harapannya dapat berkesinambungan mengingat jumlah karyawan PT LAJ dan PT Wanamukti yang akan terus meningkat seiring perkembangan usaha,” kata Meizani.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Program pembinaan dan pelatihan ini ditujukan bagi petani penggarap skala kecil di area konsesi HTI LAJ dan PT Wanamukti Wisesa yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Wana Mitra Lestari," kata Meizani Irmadhiany Corporate Affairs Director PT Royal Lestari Utama di Jakarta, Kamis, dalam keterangan persnya.
Menurut Meizani kegiatan ini merupakan wujud komitmen perseroan perusahaan untuk membina petani penggarap skala kecil yang tinggal dan menggantungkan hidupnya di lahan di dalam area kerja PT LAJ dan PT Wanamukti Wisesa.
“Ini adalah wujud komitmen perseroan perusahaan untuk melaksanakan pembinaan dan pemberdayaan petani kecil melalui implementasi program pertanian terpadu di Kabupaten Tebo, Jambi,” tegas Meizani.
Sugiyo, Ketua Kelompok Tani HutanKTH Wana Mitra Lestari mengatakan selama ini anggota kelompoknya menggantungkan kehidupan sehari-hari dengan bertanam dan menjual getah karet.
Sebagian pendapatan mereka harus digunakan untuk membeli sayur mayur dan kebutuhan pangan. Ketika harga jual karet relatif rendah, mereka kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Pelatihan budidaya sayuran ini sangat bermanfaat karena kami dapat memproduksi sendiri kebutuhan pangan dan juga menambah pendapatan keluarga,” kata Sugiyo.
Awalnya, ungkap Sugiyo, warga kerap was was dan khawatir akan digusur karena status tinggal di kawasan hutan produksi yang perizinan pengelolaannya diberikan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup kepada PT LAJ.
"Namun kami bersyukur karena ternyata kami diperbolehkan tetap mengelola lahan dan bergabung dalam program pembinaan sesuai aturan pemerintah. Alhamdullilah pada bulan September lalu kami sudah menandatangani kesepakatan kerjasama dengan PT LAJ disaksikan langsung oleh Pemerintah Kabupaten Tebo dan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi," ujar Sugiyo.
"Salah satu isi kesepakatannya adalah kami akan mengembangkan program pertanian terpadu untuk ketercukupan pangan petani melalui tanaman sayur mayur dan perikanan,” tambahnya.
Lebih lanjut Sugiyo menuturkan bahwa sejak bulan Oktober lalu mereka mendapat dukungan dari PT LAJ berupa bibit, pupuk dan sarana produksi lainnya serta alat berat untuk persiapan lahan pertanian terpadu mereka yang seluas kurang lebih 1 hektar.
KTH Wana Mitra Lestari juga diajak mengikuti berbagai pelatihan tentang pertanian terpadu dan workshop ke daerah yang telah menerapkan model pertanian ini di Tanjung Jabung Barat dan Yogyakarta.
Salah satu hal yang menarik model pertanian terpadu yang dikembangkan ini tidak saja memadukan lebih dari dua jenis tanaman dan perikanan namun mengutamakan cara bercocok tanam yang memperhatikan lingkungan dengan mengutamakan penggunaan pupuk organik.
Petani juga dilatih memanfaatkan sumber daya dan limbah yang ada di sekitar untuk dijadikan pupuk seperti kotoran hewan, sisa sampah rumah tangga, dedaunan dan lain – lain.
Model ini selaras dengan konsep FAO (Food and Agriculture Organization) lembaga pangan PBB, tentang pertanian berkelanjutan yang merupakan praktk budidaya pangan yang dalam waktu bersamaan dapat meningkatkan produktivitas petani untuk masalah ketahanan pangan dan juga berkontribusi untuk mengurangi risiko karena perubahan iklim.
Hingga Oktober 2019, terdapat 10 desa di sekitar area kerja PT LAJ dan PT Wanamukti Wisesa yang melaksanakan program pertanian terpadu melalui Kelompok Tani Hutan (KTH) seperti Desa Kuamang, Desa Balai Rajo, Desa Sungai Karang, Desa Semambu, Desa Suo-Suo, Desa Aur Cino, Desa Muaro Sekalo, dan beberapa desa lainnya.
Ada pun komoditas yang dibudidayakan oleh para petani adalah padi, sayur-mayur, ikan lele, ikan nila, dan buah-buahan. Program pertanian terpadu ini merupakan hasil inisiasi PT LAJ bekerjasama dengan Yayasan Bakti Barito.
“Kami berharap melalui kegiatan ini para petani penggarap skala kecil bisa meningkatkan ketercukupan pangan dan pendapatan mereka. Hasil panen padi ladang, sayur mayur dan ikan dari lahan pertanian mereka bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya dapat dijual bersama-sama kelompok ke perusahaan untuk para karyawan. Kerjasama ini tentu harapannya dapat berkesinambungan mengingat jumlah karyawan PT LAJ dan PT Wanamukti yang akan terus meningkat seiring perkembangan usaha,” kata Meizani.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019