Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur membenahi Taman Matawai dengan memperbaiki sejumlah fasilitas penunjang untuk objek wisata dalam kota di daerah paling timur Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.
"Pembenahan Taman Matawai ini kami lakukan dengan membangun pagar tembok keliling dan juga pusat cinderamata," kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Timur, Risparia Ranggambani, ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Rabu.
Dia mengatakan, progres pembangunan sejumlah fasilitas pendukung di objek wisata tersebut sudah mencapai 95 persen dan hanya tersisa perbaikan pintu masuk dan keluar.
Risparia menyebut, penataan kembali Taman Matawai itu dilakukan dengan dukungan dana dari Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Umum (DAK) fisik dengan nilai sekitar Rp1 miliar lebih.
Dia menjelaskan, pembanguan fasilitas pagar keliling ini untuk menunjang aspek keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung karena objek wisata ini berada di tengah Kota Waingapu, ibu kota kabupaten setempat.
Selain itu, lanjutnya, pusat cinderamata juga dihadirkan sebagai bagian dari pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat terutama pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) setempat.
"Pembangunan fasilitas pendukung ini hampir tahap finishing dan target kami sudah selesai sebelum Desember mendatang," katanya.
Dia menjelaskan, Taman Matawai menjadi prioritas pembenahan mengingat objek wisata merupakan bagian dari wajah Kota Waingapu yang perlu dipercantik untuk menarik minat kunjungan wisatawan.
Objek wisata taman ini, lanjutnya, menyajikan ruang terbuka hijau sehingga cocok menjadi lokasi rekreasi yang selama ini ramai dikunjungi hingga malam hari.
Risparia menambahkan, pemerintah setempat fokus membenahi berbagai destinasi wisata penunjang yang berada di Kota Waingapu dan sekitarnya baik wisata alam mapun laut dan pantai.
Dia menyebutkan, selain Taman Matawai, pihaknya juga telah menata objek wisata Pantai Londalima dengan membangun pusat kuliner dan perbaikan lokasi parkir.
"Upaya pembenahan yang dilakukan seperti ini tentu juga untuk memperkaya pilihan berwisata bagi masyarakat lokal sendiri maupun wisatawan dari luar daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Pembenahan Taman Matawai ini kami lakukan dengan membangun pagar tembok keliling dan juga pusat cinderamata," kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Timur, Risparia Ranggambani, ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Rabu.
Dia mengatakan, progres pembangunan sejumlah fasilitas pendukung di objek wisata tersebut sudah mencapai 95 persen dan hanya tersisa perbaikan pintu masuk dan keluar.
Risparia menyebut, penataan kembali Taman Matawai itu dilakukan dengan dukungan dana dari Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Umum (DAK) fisik dengan nilai sekitar Rp1 miliar lebih.
Dia menjelaskan, pembanguan fasilitas pagar keliling ini untuk menunjang aspek keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung karena objek wisata ini berada di tengah Kota Waingapu, ibu kota kabupaten setempat.
Selain itu, lanjutnya, pusat cinderamata juga dihadirkan sebagai bagian dari pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat terutama pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) setempat.
"Pembangunan fasilitas pendukung ini hampir tahap finishing dan target kami sudah selesai sebelum Desember mendatang," katanya.
Dia menjelaskan, Taman Matawai menjadi prioritas pembenahan mengingat objek wisata merupakan bagian dari wajah Kota Waingapu yang perlu dipercantik untuk menarik minat kunjungan wisatawan.
Objek wisata taman ini, lanjutnya, menyajikan ruang terbuka hijau sehingga cocok menjadi lokasi rekreasi yang selama ini ramai dikunjungi hingga malam hari.
Risparia menambahkan, pemerintah setempat fokus membenahi berbagai destinasi wisata penunjang yang berada di Kota Waingapu dan sekitarnya baik wisata alam mapun laut dan pantai.
Dia menyebutkan, selain Taman Matawai, pihaknya juga telah menata objek wisata Pantai Londalima dengan membangun pusat kuliner dan perbaikan lokasi parkir.
"Upaya pembenahan yang dilakukan seperti ini tentu juga untuk memperkaya pilihan berwisata bagi masyarakat lokal sendiri maupun wisatawan dari luar daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019