Pendiri International Council for Small Business (ICSB) Indonesia, Hermawan Kertajaya, Selasa memuji konsep "Komunal Branding" yang tengah dikembangkan Pemkab Trenggalek dengan melibatkan jaringan UKM dalam upaya mendorong kemajuan ekonomi masyarakat di daerahnya.

Menurut Hermawan yang hadir langsung ke Trenggalek dalam rangkaian kegiatan "Galang UKM Indonesia" yang diselenggarakan oleh ICSB dengan mengusung tema "Galang UKM Menuju UKM Brilian".

"Konsep komunal branding merupakan inovasi cerdas dari seorang kepala daerah di Trenggalek dan baru pertama kali dilakukan untuk mengangkat UKM daerah," katanya memuji.

Galang UKM Indonesia kembali hadir untuk mendorong pelaku UKM naik kelas. Kabupaten Trenggalek dipilih menjadi tuan rumah Galang UKM Indonesia yang diselenggarakan oleh International Council for Small Business (ICSB) dengan mengusung tema “Galang UKM Menuju UKM Brilian”.

Hermawan Kertajaya berencana membawa konsep Komunal Branding ini dalam Rakornas ICSB 23-25 Maret 2020 nanti.

"Dalam marketing tentunya tidak bisa lepas dari branding produk dan customer. Intrepeneurship harus dicampur dengan marketing," kata Hermawan Kertajaya.

Dijelaskan, ICSB merupakan organisasi non-profit dunia yang bertujuan untuk melanjutkan pendidikan manajemen bagi pengusaha dan usaha kecil menengah.

Dewan ini didirikan pada 1956, untuk membantu meningkatkan pengetahuan dari usaha kecil menengah untuk sukses dan memberikan dampak ekonomi dan sosial, bagi kemakmuran suatu negara.

Keanggotaan organisasi ini terdiri dari empat pilar utama ICSB, yaitu Academician, Researcher, Policy Maker dan Business Practitioner.

Sebelumnya, ICSB sukses menggelar kegiatan "Galang UKM" edisi pertama (1) hingga edisi ketiga (3). Kini ICSB kembali menggelar kegiatan tersebut tahun 2019.

Ada 25 kabupaten/kota yang dipilih dan Trenggalek menjadi Kabupaten ke 20 dari 25 kabupaten/kota yang dipilih.

Dikonfirmasi terkait kegiatan Galang UKM ini, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menjelaskan bahwa konsep "komunal branding" tidak hanya menitikberatkan penguatan UKM di hulu saja, melainkan juga dihilirnya.

Artinya, lanjut dia, komunal branding harus dilakukan secara menyeluruh, karena menurutnya marketing harus ada kerjasama yang baik untuk bisa sustainable.

Tidak ada siapa membantu siapa melainkan kita harus bermitra dalam bekerja untuk bisa maju bersama, kata bupati muda asli Trenggalek ini.

Karenanya, Nur Arifin berulangkali menegaskan saat ini sudah waktunya bagi pelaku UMKM dan pemerintah daerah untuk saling bekerja sama demi bisa "still up" (maju) bersama.

"PDRB Trenggalek Rp20 triliun dan Rp10 triliunnya dihasilkan dari UMKM, sehingga sudah tidak waktunya UMKM ditolong, melainkan justru pemerintah dan UKM bermitra untuk bisa bermitra untuk maju bersama," katanya.(*)

 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019