Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Banten mengoptimalkan sistem resi gudang untuk menyimpan gabah petani saat memasuki musim panen.

"Kita berharap penyimpanan gabah itu dapat menguntungkan pendapatan ekonomi petani," kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Lebak Agus Reza di Lebak, Jumat.

Selama ini, petani sangat membutuhkan penyimpanan gabah untuk memutuskan mata rantai tengkulak karena jika memasuki musim panen raya harga gabah anjlok di pasaran.

Mereka petani lebih banyak terjerat tengkulak dengan alasan langsung menerima uang, meski harga murah dan merugikan,

Karena itu, melalui sistem resi gudang maka petani lebih baik menyimpan gabah ke sistem resi gudang tersebut.

"Kami yakin melalui resi gudang itu dapat menguntungkan petani, karena jika harga gabah dan beras terjadi kenaikan maka petani bisa menjualnya," katanya menjelaskan.

Menurut dia, pihaknya mengapresiasi hasil rapat di Solo, Jawa Tengah pekan lalu dengan melibatkan Kementerian Pemberdayaan Desa Tertinggal, Menteri Koperasi, Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian.

Dimana pertemuan tersebut bertujuan agar sistem resi gudang tersebut dapat dioptimalkan untuk pengembangan usaha petani dengan melibatkan pengelolaan koperasi, BUMDes dan badan usaha daerah.

Selama ini, kata dia, di Indonesia yang dibangun sistem resi gudang sebanyak 123 unit, namun hanya 35 unit yang beroperasi.

Karena itu, keberadaan sistem resi gudang dimanfaatkan untuk penyimpanan gabah maupun beras dari hasil produksi petani yang melibatkan badan atau lembaga usaha guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Kami mengoptimalkan sistem resi gudang itu akan berkoordinasi dengan isntansi terkait, seperti Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Koperasi serta UKM," katanya menjelaskan.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019