Jumlah korban jiwa akibat babak terakhir protes anti-pemerintah di seluruh Irak telah naik jadi 74, kata komisi hak asasi manusia di negeri tersebut pada Ahad (27/10).

Komisi Tinggi Independen buat Hak Asasi Manusia (IHCHR) mengatakan sedikitnya 3.654 orang, termasuk pejabat keamanan, telah cedera dalam protes di Ibu Kota Irak, Baghdad, dan kota besar di bagian selatan negeri tersebut.

Irak telah menyaksikan protes massa selama satu bulan belakangan ini sehingga menewaskan ratusan orang. Pemerintah demi pemerintah telah gagal mengakhiri perkoncoan dan korupsi dan pemerintah saat ini berjuang untuk mengakhiri salah penanganan dana masyarakat, kata Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin. Beberapa laporan juga beredar mengenai pengangguran dan kurangnya layanan umum.

Demonstrasi berhenti pekan lalu karena penyelenggaraan upacara agama di Kota Karbala, Irak Selatan, sebelum berkobar lagi pada Jumat (25/10).

Lebih dari 200 orang telah tewas dan 8.000 orang cedera selama protes sejauh ini.

Menurut Bank Dunia, Irak memiliki angka pengangguran di kalangan muda sebanyak 25 persen. Negeri tersebut juga dimasukkan di antara 21 negara paling korup di dunia oleh beberapa organisasi transparansi.

Sumber: Anadolu Agency
 

Pewarta: Chaidar Abdullah

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019