Dekan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Prof Tufaila Hemon menilai perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 di Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan momen yang tepat untuk mempromosikan sagu dan kakao kepada dunia.

"Di perayaan HPS nanti, Sultra akan memperkenalkan ikon pangannya kepada para duta-duta negara lain, yakni sagu dan kakao," kata Prof Tufaila di Kendari, Sabtu.

Tufaila menyebutkan beberapa isu pokok pangan dunia yang akan menjadi tujuan diselenggarakannya HPS.

Pertama, kecukupan pangan di berbagai daerah maupun negara masih terbatas. Kedua, harga kebutuhan pangan terlampau tinggi diberbagai mancanegara.

Ketiga, keanekaragaman pangan yang hanya menjadi ikon setiap daerah itu sendiri.

"Untuk Sultra sendiri kita memberi ikon pangan sagu dan kakao karena selain menjadi ciri khas yang dominan bagi Sultra juga dikenal secara nasional maupun internasional termasuk provinsi pemasok kakao terbesar di negara RI baik menyangkut produksinya, produksi total dan luas lahannya." katanya.

Ia juga menambahkan bahwa sagu dan kakao ke depan tidak hanya dikonsumsi sebagai makanan pokok saja, tapi dengan adanya HPS ini diharapkan sagu dan kakao bisa menghasilkan produk-produk berkualitas dan terjamin kesehatannya.

"Pangan hasil olahannya harus dikembangkan, seperti sagu, kita bisa buat itu menjadi tepung, bisa dibuat mi, biskuit dan aneka olahan sagu lainnya, jika seperti itu nilai ekonomisnya jauh lebih tinggi." jelasnya.

Selain itu, Tufaila mengapresiasi sekaligus mengucapkan syukur kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang diberi kepercayaan Presiden RI, atas pelaksanaan HPS yang akan digelar pada 2 November 2019.

"Saya selaku pimpinan Fakultas Pertanian, mengucapkan syukur dan selamat kepada Pemerintah Provinsi Sultra atas kepercayaan dari Pemerintah RI untuk menyelenggarakan HPS, yang akan diselenggarakan di awal bulan November dan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo," ujarnya.

Dalam menyambut HPS ke-39, ia berharap keanekaragaman pangan yang ada di dunia bisa tercukupi, dilestarikan dan tetap dibudidayakan secara baik.

"Apalagi dalam menghadapi era industri 4.0 ini, kita perlu memikirkan hal yang terbaik untuk kebutuhan pangan kita," katanya.


 

Pewarta: Muhammad Harianto

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019