Petani Kabupaten Lebak, Banten, mengembangkan padi gogo seluas 20 hektare di Kecamatan Bojongmanik guna mendukung swasembada pangan di daerah itu.

"Kita terus mendorong agar petani mengembangkan tanaman padi gogo," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Rabu.

Pengembangan tanaman padi gogo di Kabupaten Lebak dapat meningkatkan produksi pangan juga pendapatan ekonomi petani.

Mereka petani mengembangkan tanaman padi gogo di Kecamatan Bojongmanik di lahan darat melalui sistem pola tumpang sari dengan tanaman jagung.

Para petani lebih memilih pertanian padi gogo, karena tidak begitu banyak menggunakan pasokan air,terlebih musim kemarau.

"Pengembangan pertanian padi gogo cukup membantu ketersediaan pangan hingga 60-80 ton per tahun," katanya menjelaskan.

Menurut dia, umumnya pengembangan pertanian padi gogo dilakukan secara tradisional,sehingga produktivitas hanya 1,5 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare.

Petani diharapkan menggunakan penerapan rekayasa teknologi dengan pupuk berimbang antara organik dan non organik.

Selain itu juga menggunakan benih bersertifikat agar tahan hama juga tahan terhadap serangan penyakit tanaman.

Potensi pengembangan tanaman padi gogo di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Gunungkencana, Cileles, Leuwidamar, Cihara, Panggarangan, Bayah, Cirinten, Cihara, Panggarangan, Cilograng, Cibeber, Sobang, Muncang dan Sajira.

Sebab, di daerah itu memiliki perbukitan dan pegunungan sehingga cocok dikembangkan padi gogo.

"Kami minta petani pada November mendatang dapat melaksanakan gerakan tanam padi gogo di semua kecamatan," ujar dia menjelaskan.

Ia mengatakan, pertanian padi gogo bisa diproduksi dengan masa panen selama enam bulan karena mereka menggunakan benih lokal.

Pemerintah menyalurkan bantuan benih padi gogo bersertifikat unggul dan bisa dipanen selama 110 hari setelah tanam.

Penyaluran benih padi gogo itu varietas Situbagendit dan Inpago karena memiliki kualitas juga bisa dipanen selama tiga bulan ke depan.

"Kami berharap tanaman padi gogo yang dikembangkan di Kecamatan Bojongmanik dapat menghasilkan produksi antara 4,5 sampai 5,5 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare," katanya.

Sejumlah petani Bojongmanik Kabupaten Lebak mengatakan bahwa mereka hingga kini masih melestarikan pertanian padi gogo karena tidak begitu banyak menggunakan pasokan air dibandingkan padi sawah.

"Kami tahun ini mengembangkan pertanian padi gogo seluas 2,5 hektare dan bisa dipanen tiga bulan ke depan," kata Ujang (50) seorang petani setempat.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019