Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu meminta kalangan masyarakat di daerah itu untuk melaporkan keberadaan situs budaya yang ada di daerah masing-masing sehingga bisa didata.

Kepala Disdikbud Rejang Lebong, Noprianto di Rejang Lebong, Kamis, mengatakan imbauan untuk melaporkan penemuan situs oleh masyarakat dan perangkat desa atau kelurahan ini penting dilakukan agar tidak musnah.

"Kami harapkan masyarakat atau perangkat pemerintahan desa untuk melaporkannya ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Rejang Lebong jika ada situs budaya atau tempat yang oleh masyarakat dinilai memiliki sejarah yang tinggi," kata dia.

Laporan yang diberikan masyarakat tersebut tambah dia, bisa membantu pihaknya dalam melakukan pendataan peninggalan-peninggalan atau situs sejarah yang ada di 15 kecamatan di Rejang Lebong.

Jika nantinya adanya penemuan situs budaya, maka pihaknya akan mendatangkan Badan Arkeologi dari Palembang atau dari Pelestarian Cagar Budaya yang ada di Provinsi Jambi guna melakukan penelitian terhadap situs-situs yang ada di wilayah itu.

Pihaknya sendiri beberapa waktu lalu sudah pernah mendatangkan Badan Arkeolog Palembang maupun Pelestarian Cagar Budaya guna meneliti sejumlah situs yang ada di Rejang Lebong, namun setelah diteliti tidak semuanya masuk kategori seperti usia batu yang tidak sesuai.

Sedangkan faktor lain yang bisa saja membuat situs budaya di Kabupaten Rejang Lebong ini tidak diakui oleh instansi terkait karena tidak adanya bukti autentik terkait dengan situs tersebut, kendati demikian pihaknya akan mengupayakan pelestariannya guna menghormati kearifan budaya lokal dan kepercayaan masyarakat Rejang Lebong.

"Setelah dilakukan pendataan, nantinya situs budaya ini akan diberi tanda sehingga tidak terulang lagi adanya situs budaya di Kabupaten Rejang Lebong yang dirusak," ujar dia.

Sebelumnya aktivitas tambang galian C di Desa Seguring, Kecamatan Curup Utara dilaporkan warga ke bupati setempat karena telah merusak situs budaya masyarakat daerah itu yang dinamakan keramat "Punjung Beteu", sehingga operasional tambang ini dilakukan penutupan.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019