Para pendamping bantuan sosial Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu (Jamsosratu) mendukung langkah Dinas Sosial Provinsi Banten yang akan meningkatkan pengelolaan bantuan sosial bagi Rumah Tangga Miskin (RTM) tersebut menjadi lebih baik dengan memanfaatkan perkembangan informasi teknoligi (IT).

"Pasti dampak positif terhadap program Jamsosratu maupun pendamping dalam meningkatkan kinerjanya. Kami berharap Dinsos bisa memberikan deskripsi tugas yang lebih jelas supaya pendamping juga bisa merespon cepat,” kata kordinator provinsi pendamping Jamsosratu, Badrudin usai  megikuti rapat kordinasi di Aula Dinsos Banten di Serang, Senin.

 Selama ini, kata dia, laporan pendamping Jamsosratu yang dilakukan para pendamping program tersebut yang berjumlah 250 orang pendamping disusun secara manual. Sehingga dengan adanya peningkatan kualitas pelaporan pendampingan melalui aplikasi atau berbasis IT bisa dilakukan lebih mudah dan lebih cepat.

“Biasanya masih manual, print out. Memang di era sekarang ini sudah saatnya memanfaatkan teknologi yang ada, kata Badrudin.

Sementara kordinator pendamping Jamsosratu Kabupaten Serang, Fahrurozi juga mengapresiasi program peningkatan kualitas pengelolaan jamsisratu  berbasis IT yang akan diluncurkan Dinsos Banten. Selain dapat meningkatkan kualitas pengelolaan program Jamsosratu, adanya aplikasi Jamsosratu nanti akan memudahkan pendamping.

"Pemanfaatan teknologi agar pelaksanaan di lapangan lebih mudah. Jadi pendamping tidak lagi bawa-bawa berkas lagi. Cukup membawa android. Jadi memudahkan dalam pendataan. Tinggal pencet langsung terkoneksi dengan kebutuhan-kebutuhan data di lapangan," kata dia.

Ia memastikan para pendamping akan mampu mengoperasikan aplikasi Jamsosratu tersebut, mengingat sebagian besar para pendamping juga adalah lulusan sarjana atau S1.

"Pendamping rata-rata kan sarjana, pasti mmpu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berbasis IT," katanya.

Dinas Sosial  Banten merancang sebuah aplikasi yang akan memudahkan untuk pemantauan secara riil terhadap penerima manfaat Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu (Jamsosratu) oleh para pendamping untuk pengembangan program tersebut.

"Selama ini kita laporan pemantauannya dilakukan secara manual. Kita juga tidak tahu apakah pendamping program benar-benar ke lapangan atau tidak," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten Nurhana, pada rapat pembentukan tim untuk pelaksanaan proyek perubahan "Strategi Peningkatan Pengelolaan Keluarga Penemerima Manfaat (KPM) Jamsosratu di Provinsi Banten.

Oleh karena itu, kata Nurhana, pihaknya sedang merancang sebuah sistem melalui aplikasi untuk pelaporan pemantauan oleh pendamping terhadap keluarga penwrima manfaat (KPM) program Jamsosratu di daerah masing-masing.

"Jadi melalui aplikasi itu nanti ketahuan pendamping itu berada di lokasi atau tidak saat menyampaikan laporannya," kata dia.

Melalui pemantauan pendamping yang lebih baik, kata Nurhana, ke depan KPM akan menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dengan melaksanakan program yang menjadi persyaratan sebagai penerima Jamsosratu.

"Output dari program ini salah satunya membuat sistem bagaimana seorang pendamping dan penerima manfaat program dipantau secara real, karena selsma ini dilakukan secara manual," katanya.

Selain itu, kata dia, melalui sisitem atau aplikasi tersebut Dinas Sosial Provinsi Banten akan memetakan 'data base' kondisi geografis dan sebaran keluarga penerima manfaat (KPM) program jaminan sosial rakyat Banten bersatu (Jamsosratu) melalui pemanfaatan informasi teknologi untuk memudahkan pengembangan program.

Ia mengatakan, Jamsosratu merupakan skema perlindungan dan Jaminan Sosial bagi Rumah Tangga Miskin di Provinsi Banten berjumlah kurang lebih 645 ribu RTM. Sementara yang tercover program keluarga harapan (PKH) sebanyak 310 ribu KPM, dan yang tercover Jamsosratu baru 50 ribu KPM.

"Banten ini satu-satunya daerah yang mereflikasi program pusat yakni PKH melalui program Jamsosratu ini. Banyak daerah lain yang sudah belajar ke Banten, diantaranya NTB," kata dia.

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019