Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10  memberikan dampak positif bagi bagi perekonomian warga  Kecamatan Pulomerak, tempat lokasi pembangkit sehingga masyarakat antusias  menyambut proyek pembangunan yang disebut-sebut ramah lingkungan tersebut.

Demikian juga dengan kalangan nelayan setempat, meyakini pembangunan yang dillakukan PT Indo Raya Tenaga (IRT) bersama Doosan Heavy Industries and Construction dan PT Hutama Karya (HK) ini memiliki sejumlah solusi untuk menemui harapan masyarakat Suralaya.

“Pembangunan apapun pasti ada dampak polusinya. Tapi kami berharap, teknologi yang lebih ramah lingkungan bisa lebih digunakan seperti dipaparkan. Dan, adanya unit 9 dan 10 ini bisa membantu anak-anak nelayan, salah satunya dilibatkan dalam pekerjaan," kata Rebudin, pengurus nelayan Pangkalan Nelayan Suralaya di sela agenda Sosialisasi  Penyampaian Keluhan oleh Proyek PLTU Jawa unit 9 dan 10, akhir pekan dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Sabtu.

Selain peluang kerja, Rebudin  mengaku mengkhawatirkan nasib nelayan lainnya. Ia tadinya sempat curiga nelayan akan terusir akibat adanya proyek pembangunan fasilitas penunjang PLTU. Namun, kecurigaan ini hilang lantaran kemudian pengelola PLTU menyiapkan pangkalan lebih baik untuk nelayan.

Samidin alias Pangit, selaku Sekretaris  HNSI Rukun Suralaya menambahkan, adanya berbagai industri di wilayah Suralaya berdampak terhadap pencarian ikan.

Ia berharap, teknologi PLTU baru ini bisa lebih ramah lingkungan, dan mengembalikan habitat ikan lebih baik.  Kalangan nelayan sendiri siap dilibatkan dalam pekerjaan lain, yang diperlukan dalam pembangunan ini. 

 “Adanya proyek ini kesempatan besar untuk nelayan. Semoga bisa dilibatkan gitu ya, untuk aktivitasnya. Selalu ada kegiatan di laut atau di darat, selalu dilibatkan nelayan ,” tutup Pangit.

Hal sama dikemukakan Jalu. warga Desa Kembang Kuning, Kecamatan Pulo Merak, yang meyakini  proyek PLTU  mampu mengangkat perekonomian masyarakat. 

“Kami yakin akan terangkat ekonomi masyarakat Suralaya. Yang tadinya masyarakat Suralaya itu sebagai petani atau nelayan, sekarang Alhamdulillah bisa kerja di proyek,” katanya.

Sementara para  pedagang yang terdampak pembangunan, berharap adanya perhatian khusus bagi mereka. Zaenab, pedagang nasi rames di dekat kantor Kelurahan Suralaya, yang sebelumnya berdagang di Kelapa Tujuh, menyuarakan agar  ada perhatian khusus bagi pedagang.

Manajer Humas dan Perizinan PT Hutama Karya, Yusuf menyatakan adanya peluang kerja yang lebih banyak untuk masyarakat sekitar. Namun, semua tentu harus melewati prosedur baku.

 “Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak maupun regulasi negeri kita, setiap proyek harus memberdayakan warga lokal. Jadi dari kami pun, kontraktor sudah menyusun mekanisme agar keterlibatan warga lokal ini bisa terakomodasi. Nanti kita akan siapkan tempat untuk masukkan lamaran. Kita akan identifikasi lamarannya, kalau memang sesuai akan kita panggil,” jelas Yusuf.

Sementara, Koordinator Perizinan dan Pengembangan PLTU Suralaya Unit 9 dan 10 PT Indo Raya Tenaga, Hamim menjelaskan bahwa aspirasi masyarakat nantinya akan dikomunikasikan dan dibahas lebih lanjut pada internal perusahaan untuk selanjutnya bisa disikapi.

Ia mengutarakan, teknologi-teknologi terbaru digunakan di PLTU ini, untuk mendukung kontrol emisi dan baku mutu  menjadi lebih baik. “PLTU Unit 9-10 tak hanya unggul di teknologi, tapi juga insyaa Allah pengelolaan,” jelas Hamim.


Hamim juga menambahkan, peran Ibu-ibu juga sangat penting untuk kesuksesan Proyek 9 dan 10,  dan mendukung penggunaan menggunakan masjid milik Indonesia Power yang dirasa layak digunakan untuk  kegiatan ibu-ibu majelis ta’lim.

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019