Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany menjelaskan bahwa tim kesehatan yang memantau pelatihan Calon  Paskibra (Capaska) tidak melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi kesehatan peserta.

"Tidak ada pengecekan kesehatan setiap harinya," ujar Airin, Selasa (13/8), saat konferensi pers kasus kematian Capaska Kota Tangsel, Aurrelia Quratu Aini di Mapolres Tangsel.

Pengecekan tersebut bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik atau psikis Capaska yang bakal menerima beban pelatihan yang cukup berat.

Namun Airin baru memerintahkan pengecekan rutin kesehatan terhadap Capaska setelah kasus meninggalnya AQA terjadi, padahal bisa dikatakan saat itu kondisi tubuh AQA sedang tidak sehat.

"Sakit akibat akumulasi kegiatan yang dialami korban, keluhan dari AQA agak demam setelah mengikuti pelatihan dan menduga kematian karena kondisi sakit," ujar Kapolres Tangerang Selatan AKBP Ferdy Irawan.

Dari sejumlah keterangan saksi, Ferdy menyebut bahwa didapati bekas hitam (luka) di bagian tubuh AQA akibat pelatihan, namun menurutnya, luka tersebut bukan diakibatkan oleh kontak fisik langsung dari pelatih.

"Kemungkinan karena sikap push up yang dilakukan bersama-sama. Penyebab utamanya karena pelatihan, polisi hanya menduga akibat pelatihan yang cukup berat," ujarnya.

Polisi kini masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab pasti kematian Capaska Tangsel itu, "Segera mengambil langkah-langkah penyelidikan apa yang menjadi penyebab meninggalnya," tukasnya.

Pewarta: Deden M Rojani

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019