Kepala Badan Narkotika Nasional BNN Heru Winarko menyebut terdapat 830 NPS atau narkoba jenis baru di dunia, dimana 74 narkoba jenis baru itu beredar di Indonesia.
"Berdasarkan data yang diperoleh United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) tahun 2018, pada 2009-2017 telah terdeteksi 803 NPS yang beredar di dunia yang dilaporkan oleh 111 negara, sedangkan 74 jenis NPS diantaranya beredar di Indonesia," ujar Heru pada puncak peringatan hari anti narkotika internasional (HANI) yang berlangsung di The Opus Grand Ballroom at the Tribata, Jakarta Selatan, Rabu.
Baca juga: Warga Amerika ditangkap bawa 1,36 ganja ke Bali
Baca juga: Tukang kebun dapat paket ekstasi dan shabu diamankan Bea Cukai
Ia memaparkan, tersebarnya narkotika jenis baru tersebut tidak hanya dari kegiatan perseorangan, namun tersebar dari jaringan nasional dan internasional.
Di Indonesia, sebanyak 65 jenis narkoba jenis baru dalam daftar UNODC telah diatur dalam peraturan Kementerian Kesehatan RI.
Namun, terdapat sembilan jenis NPS lainnya yang masih belum diatur dalam peraturan Kementerian Kesehatan.
BNN telah mengantongi angka prevalensi penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebesar 1,77 persen atau 3.7346.115 orang. Sedangkan di kalangan pelajar pada 2018 dari 13 propinsi, mencapai angka 3,2 persen atau setara 2,29 juta orang.
"Ada peningkatan mulai anak-anak dan sampai kalangan ASN, dan TNI-Polri," ujar dia.
Heru mengharapkan perang terhadap penyalahgunakan narkoba tidak berjalan setengah-setengah dan dilakukan secara komperhensif dengan melibatkan seluruh elemen bangsa, baik instansi pemerintah maupun masyarakat.
Baca juga: Polisi Tangerang tembak mati pengedar narkoba
Baca juga: Polresta Tangerang amankan 30 gram sabu-sabu
Baca juga: Polda Banten musnahkan barang bukti sabu-sabu
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Berdasarkan data yang diperoleh United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) tahun 2018, pada 2009-2017 telah terdeteksi 803 NPS yang beredar di dunia yang dilaporkan oleh 111 negara, sedangkan 74 jenis NPS diantaranya beredar di Indonesia," ujar Heru pada puncak peringatan hari anti narkotika internasional (HANI) yang berlangsung di The Opus Grand Ballroom at the Tribata, Jakarta Selatan, Rabu.
Baca juga: Warga Amerika ditangkap bawa 1,36 ganja ke Bali
Baca juga: Tukang kebun dapat paket ekstasi dan shabu diamankan Bea Cukai
Ia memaparkan, tersebarnya narkotika jenis baru tersebut tidak hanya dari kegiatan perseorangan, namun tersebar dari jaringan nasional dan internasional.
Di Indonesia, sebanyak 65 jenis narkoba jenis baru dalam daftar UNODC telah diatur dalam peraturan Kementerian Kesehatan RI.
Namun, terdapat sembilan jenis NPS lainnya yang masih belum diatur dalam peraturan Kementerian Kesehatan.
BNN telah mengantongi angka prevalensi penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebesar 1,77 persen atau 3.7346.115 orang. Sedangkan di kalangan pelajar pada 2018 dari 13 propinsi, mencapai angka 3,2 persen atau setara 2,29 juta orang.
"Ada peningkatan mulai anak-anak dan sampai kalangan ASN, dan TNI-Polri," ujar dia.
Heru mengharapkan perang terhadap penyalahgunakan narkoba tidak berjalan setengah-setengah dan dilakukan secara komperhensif dengan melibatkan seluruh elemen bangsa, baik instansi pemerintah maupun masyarakat.
Baca juga: Polisi Tangerang tembak mati pengedar narkoba
Baca juga: Polresta Tangerang amankan 30 gram sabu-sabu
Baca juga: Polda Banten musnahkan barang bukti sabu-sabu
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019