Pemohon "Kartu Kuning" di Kabupaten Lebak, Banten, setelah lebaran meningkat tajam hingga memadati Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) setempat.

"Kami mencatat tiga hari terakhir ini hingga 520 pemohon kartu kuning, padahal hari normal hanya 30 pemohon," kata Kepala Disnaker Kabupaten Lebak Maman Suparman di Lebak, Rabu.

Meningkat pembuatan kartu kuning atau kartu tenaga kerja, sebagai persyaratan administrasi pendaftaran pekerjaan.

Mereka para pemohon kartu kerja itu juga terdapat perpanjangan kartu kuning karena masa berlakunya sudah habis.

"Semua permohonan kartu kuning itu kebanyakan lulusan pendidikan SMA/SMK dan MA," ujarnya.

Menurut dia, persyaratan untuk mendapatkan kartu kuning dengan dilampirkan fotokopi ijazah terakhir, fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) dan pas foto.

Mereka para pemohon harus memenuhi persyaratan agar bisa diproses untuk mendapatkan kartu kerja.

Permohonan kartu kerja itu tidak dikenakan biaya pembuatan, karena merupakan komitmen pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan prima.

Mereka pemohon kartu kerja itu kebanyakan bekerja di pabrik yang ada di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi Serang dan Cilegon.

Namun, pihaknya juga bekerja sama dengan PT PWI dan Pinasia memproduksi sepatu dan sandal berlokasi di kawasan industri Citeras Rangkasbitung.

"Para pemohon kartu kuning itu digratiskan guna mengatasi pengangguran," sebut dia.

Menurut dia, selama ini angka pengangguran di Kabupaten Lebak cukup tinggi antara 20 hingga 25 ribu.

Kebanyakan pengangguran itu berusia produktif dan tidak melanjutkan kuliah.

Pemerintah daerah juga setiap tahun melaksanakan kegiatan pelatihan guna mengatasi pengangguran.

Pelatihan itu, kata dia diberbagai bidang ketrampilan agar memiliki ketrampilan sehingga mereka bisa hidup mandiri.

"Kami berharap para pemohon itu diterima di perusahaan bersangkutan, sehingga bisa mengatasi pengangguran di Lebak," ujarnya.

Sementara itu, Sumarna seorang warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku dirinya membuat kartu kuning itu untuk syarat melamar pekerjaan di pabrik di Bekasi yang memproduksi plastik.

Sebab kartu kuning sebagai persyaratan untuk bekerja di pabrik tersebut.

"Kami setelah lulus dari SMAN 2 Rangkasbitung tahun ini lebih memilih bekerja untuk membantu ekonomi keluarga," tambahnya.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019