Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak mengajak masyarakat mengoptimalkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) sehubungan seorang penderita meninggal dunia
"Kami menilai PSN dinilai lebih efektif untuk pencegahan penyebaran DBD," kata Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Kesehatan Lingkungan pada Dinkes Kabupaten Lebak, dr Firman Rahmatullah di Lebak, Rabu.
Penyebaran penyakit yang ditularkan nyamuk aedes aegefty di Kabupaten Lebak meningkat dan tercatat sejak Januari 2019 hingga saat ini mencapai 59 kasus dan seorang diantaranya meninggal.
Kasus penderita DBD dipastikan meningkat sehubungan cuaca terkadang hujan juga terkadang panas.
Cuaca seperti itu, sebut dia cukup berpotensi berkembangbiaknya populasi nyamuk yang bisa mematikan penderita.
Untuk mencegah penyebaran DBD itu, diharapkan masyarakat mengoptimalkan PSN melalui kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan.
Selain itu juga melakukan gerakan 3M (mengubur, menguras, menutup) dan pemberian abatesasi guna mematikan mata rantai penyebaran DBD.
"Kami yakin gerakan PSN itu sangat efektif untuk memutuskan mata rantai penyebaran DBD karena mematikan hingga jentik-jentik nyamuknya," ujarnya.
Ia juga menginstruksikan seluruh petugas Puskesmas agar mewaspadai meningkatnya kasus penyakit DBD.
Penyebaran virus DBD ditimbulkan akibat lingkungan kurang bersih, seperti saluran air tidak berjalan lancar juga barang bekas berserakan sehingga memungkinkan berkembangbiaknya nyamuk aedes aegepty.
Namun, pihaknya belum menerima kasus laporan kejadian luar biasa (KLB), karena sebelumnya sudah dilakukan penyuluhan serta pengasapan di daerah endemik DBD.
Selain itu juga petugas medis bergerak cepat melakukan penelitian epidemiologi guna mencegah penyakit DBD.
"Kami minta petugas medis segera melakukan pencegahan penyakit menular jika ditemukan positif terjangkit DBD," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Kami menilai PSN dinilai lebih efektif untuk pencegahan penyebaran DBD," kata Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Kesehatan Lingkungan pada Dinkes Kabupaten Lebak, dr Firman Rahmatullah di Lebak, Rabu.
Penyebaran penyakit yang ditularkan nyamuk aedes aegefty di Kabupaten Lebak meningkat dan tercatat sejak Januari 2019 hingga saat ini mencapai 59 kasus dan seorang diantaranya meninggal.
Kasus penderita DBD dipastikan meningkat sehubungan cuaca terkadang hujan juga terkadang panas.
Cuaca seperti itu, sebut dia cukup berpotensi berkembangbiaknya populasi nyamuk yang bisa mematikan penderita.
Untuk mencegah penyebaran DBD itu, diharapkan masyarakat mengoptimalkan PSN melalui kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan.
Selain itu juga melakukan gerakan 3M (mengubur, menguras, menutup) dan pemberian abatesasi guna mematikan mata rantai penyebaran DBD.
"Kami yakin gerakan PSN itu sangat efektif untuk memutuskan mata rantai penyebaran DBD karena mematikan hingga jentik-jentik nyamuknya," ujarnya.
Ia juga menginstruksikan seluruh petugas Puskesmas agar mewaspadai meningkatnya kasus penyakit DBD.
Penyebaran virus DBD ditimbulkan akibat lingkungan kurang bersih, seperti saluran air tidak berjalan lancar juga barang bekas berserakan sehingga memungkinkan berkembangbiaknya nyamuk aedes aegepty.
Namun, pihaknya belum menerima kasus laporan kejadian luar biasa (KLB), karena sebelumnya sudah dilakukan penyuluhan serta pengasapan di daerah endemik DBD.
Selain itu juga petugas medis bergerak cepat melakukan penelitian epidemiologi guna mencegah penyakit DBD.
"Kami minta petugas medis segera melakukan pencegahan penyakit menular jika ditemukan positif terjangkit DBD," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019