Tim Balai Taman Nasional Tesso Nilo dan WWF mengerahkan pasukan gajah jinak untuk menghalau kawanan Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) liar yang masuk ke perkebunan milik warga di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau.
“Untuk satwa gajah latih sendiri, Tim Balai Taman Nasional Tesso Nilo dan WWF mengirimkan bantuan dua Gajah latih dari Lubuk Kembang Bungo,” kata Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Dian Indriati di Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan, direncanakan proses penggiringan akan dilakukan pada hari Rabu ini. Kawanan gajah liar yang terdiri dari empat ekor satwa itu akan diarahkan ke area kantong gajah Tesso Nilo yang berjarak sekitar 15 kilometer dari tempat sekarang.
“Semoga konflik ini bisa segera teratasi dan tidak menimbulkan korban jiwa baik dari gajah maupun manusianya sobat konservasi. Mohon doanya ya,” ujar Dian.
Konflik antara gajah dan manusia itu kerap terjadi di Kabupaten Inhu. Satwa dilindungi itu sudah lama mendiami dua wilayah, yaitu Kecamatan Peranap dan Kelayang.
“(Mereka) seolah enggan beranjak dari tempat tersebut, empat ekor gajah liar asyik memakan sawit warga yang kebanyakan berumur 2 sampai 5 tahun,” katanya.
Teknis penggiringan gajah liar tersebut dibicarakan secara seksama yang melibatkan banyak unsur pemangku kepentingan.
Tanggal 11 Juni 2019, lanjutnya, Tim telah melakukan rapat dan koordinasi bersama Wakil Bupati Indragiri Hulu, Kecamatan Peranap (4 desa dan 2 kelurahan), Kec. Kelayang, Polsek Peranap, Danramil Peranap, PT. RAPP, PT. RPI, PTPN V, PT. Bintang dan masyarakat yang berdampak. Tim tersebut juga segera melakukan survey jalur untuk penggiringan dengan gajah latih itu,
“Saat survey, tim menemukan tiga gajah liar berada di belakang pasar baru Peranap tengah berendam,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019