Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah memerintahkan Camat Cinangka agar segera membangun rumah tidak layak huni atau rutilahu yang ditemukan usai meresmikan pembangunan rumah bagi keluarga korban tsunami Selat Sunda di Kecamatan Cinangka.   
              
"Pak Camat mohon segera didata, agar rumah ini segera mendapatkan bantuan dari Pemkab Serang," kata Tatu kepada Camat Cinangka Deni Firdaus, di Cinangka, Kabupaten Serang, Rabu (15/5).                      

Perintah pun diteruskan kepada Kepala Dinas Perumahan Kawasan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Serang Irawan Noor yang hadir pada kesempatan tersebut.   

"Rumah ini membahayakan, Pak Kadis harus upayakan bisa dibangun tahun ini," kata Tatu. 
           
Awalnya, Bupati Serang bersama Dandim  0623/Cilegon Letkol Arm Rico Ricardo Sirait, Kapolres Cilegon AKBP Rizki Agung Prakoso beserta rombongan usai meresmikan rumah milik keluarga korban terdampak tsunami di Kecamatan Cinangka. Tiga rumah yang sudah dan tengah dibangun ditinjau langsung.

Namun usai meninjau rumah ketiga yang hampir selesai, Tatu mendadak berbelok arah, menghampiri seorang ibu yang sedang menggendong anaknya. “Ini rumah ibu,” kata Tatu kepada ibu tersebut yang diketahui bernama Elis.

Perbincangan antara Tatu dan Elis pun  berlangsung. Rumah reot berukuran sekira 5 x 7 meter tersebut dihuni oleh 5 orang. Elis bersama suaminya Kusnadi dan ketiga anaknya, rumah tersebut juga dijadikan tempat industri rumahan. Kusnadi, selaku kepala keluarga merupakan pembuat tahu dan setiap hari dijualnya langsung ke Pasar Anyer dan berkeliling.

Elis mengaku sudah enam tahun tinggal di rumah tersebut. Rumah yang berdiri di atas lahan milik orang lain. Setahun, Elis dan Kusnadi menyewa tanah Rp 1,5 juta. Ia mengaku berasal dari Tasikmalaya.  

"Keluarga saya ingin membeli tanah, tapi di sini mahal. Satu meter bisa sampai Rp 200 ribu," kata Elis.

Pemkab Serang sejak tahun 2016 hingga 2018, dari berbagai sumber anggaran pemerintah, infak dan swasta, di Kabupaten Serang telah memperbaiki sebanyak 2.846 rumah tidak layak huni (rutilahu-RTLH). Dengan perincian, 247 rumah pada 2016, 1.288 rumah pada 2017, dan 1.311 rumah pada 2018.

Sumber anggaran perbaikan rutilahu berasal dari APBN, APBD Banten, APBD Kabupaten Serang, Infak ASN, dan corporate social responsibility (CSR) atau dana sosial perusahaan. Untuk infaq ASN, dihimpun oleh Baznas Kabupaten Serang, dan dalam proses realisasi perbaikan rutilahu melibatkan TNI dari Kodim 06/02 Serang, dan bergotong royong dengan masyarakat. 

"Saat ini tersisa sekitar 7.427 rutilahu yang harus diperbaiki. Kami targetkan setiap tahun lebih dari 1.000 rutilahu diperbaiki. Jika bantuan dari pusat dan provinsi besar, tentu bisa memperbaiki 2.000 rutilahu per tahun," ujar Tatu. 

Pewarta: Lukman Hakim

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019