Sejumlah peselancar wanita dari berbagai negara, melakukan aksi berselancar dengan mengenakan busana kebaya di perairan Pantai Kuta, Badung, Bali, untuk memperingati Hari Kartini.
"Saya senang bisa merayakan Hari Kartini ini bersama para wanita Indonesia. Ini simbol pemberdayaan wanita di Indonesia. Kalau di selancar, itu berarti bahwa pemain selancar wanita juga bisa sejajar dengan peselancar pria," ujar peserta asal Wales, Cerys Evans, Sabtu.
Ia mengatakan, partisipasinya dalam kegiatan bertajuk "Kartini go Surf" tersebut merupakan pengalaman pertamanya berselancar mengenakan busana kebaya.
"Memang sedikit susah. Kalau kebaya tidak ada masalah, tapi bawahan kebaya ini yang memang membuat lebih susah bergerak dan berdiri di atas papan selancar, apalagi dengan kondisi ombak hari ini yang lumayan besar," katanya.
Pengalaman yang sama juga dirasakan peserta asal Korea, Mina Jo. Menurutnya berselancar menggunakan kebaya memiliki kesulitan dan tantangan tersendiri.
"Ini sulit sekali. Biasanya ketika berselancar mengenakan pakaian renang itu juga sudah sulit. Sekarang saya mengenakan pakaian kebaya panjang dan bawahannya. Ini sulit tapi sangat membuat saya terkesan," katanya.
Sementara itu, panitia pelaksana, Piping Irawan menjelaskan, kegiatan "Kartini go Surfing" itu memang sengaja diadakan untuk memperingati Hari Kartini dengan cara yang berbeda yaitu, dengan aksi selancar oleh para wanita yang mengenakan kebaya.
"Kalau bekerja sama dengan Himpunan Putra-Putri Keluarga Angkatan Darat (Hipakad) DPD Bali ini baru pertama kalinya kami adakan dan ternyata antusiasme pesertanya cukup bagus," katanya.
Ia menambahkan, melalui kegiatan itu pihaknya juga ingin mempromosikan kebaya dan memotivasi para perempuan Indonesia untuk ikut menjadi peselancar profesional.
"Di Indonesia tidak banyak wanita yang menggeluti olahraga ini. Jadi saya harap aksi ini dapat menjadi daya tarik olahraga selancar bagi perempuan di Indonesia," ujar Piping.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Saya senang bisa merayakan Hari Kartini ini bersama para wanita Indonesia. Ini simbol pemberdayaan wanita di Indonesia. Kalau di selancar, itu berarti bahwa pemain selancar wanita juga bisa sejajar dengan peselancar pria," ujar peserta asal Wales, Cerys Evans, Sabtu.
Ia mengatakan, partisipasinya dalam kegiatan bertajuk "Kartini go Surf" tersebut merupakan pengalaman pertamanya berselancar mengenakan busana kebaya.
"Memang sedikit susah. Kalau kebaya tidak ada masalah, tapi bawahan kebaya ini yang memang membuat lebih susah bergerak dan berdiri di atas papan selancar, apalagi dengan kondisi ombak hari ini yang lumayan besar," katanya.
Pengalaman yang sama juga dirasakan peserta asal Korea, Mina Jo. Menurutnya berselancar menggunakan kebaya memiliki kesulitan dan tantangan tersendiri.
"Ini sulit sekali. Biasanya ketika berselancar mengenakan pakaian renang itu juga sudah sulit. Sekarang saya mengenakan pakaian kebaya panjang dan bawahannya. Ini sulit tapi sangat membuat saya terkesan," katanya.
Sementara itu, panitia pelaksana, Piping Irawan menjelaskan, kegiatan "Kartini go Surfing" itu memang sengaja diadakan untuk memperingati Hari Kartini dengan cara yang berbeda yaitu, dengan aksi selancar oleh para wanita yang mengenakan kebaya.
"Kalau bekerja sama dengan Himpunan Putra-Putri Keluarga Angkatan Darat (Hipakad) DPD Bali ini baru pertama kalinya kami adakan dan ternyata antusiasme pesertanya cukup bagus," katanya.
Ia menambahkan, melalui kegiatan itu pihaknya juga ingin mempromosikan kebaya dan memotivasi para perempuan Indonesia untuk ikut menjadi peselancar profesional.
"Di Indonesia tidak banyak wanita yang menggeluti olahraga ini. Jadi saya harap aksi ini dapat menjadi daya tarik olahraga selancar bagi perempuan di Indonesia," ujar Piping.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019