Sebanyak 3.882 anak tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menempuh pendidikan di Negeri Sabah dan Sarawak Malaysia terdaftar sebagai peserta ujian nasional (UN) dan paket pada 2019 ini.

Pembina Sekolah Anak WNI/TKI di Negeri Sabah dan Sarawak Malaysia, Istiqlal di Kota Kinabalu, Selasa menjelaskan pelaksanaan ujian bagi sekolah Indonesia di wilayah kerjanya terdiri dari UN, USBN dan paket A,B dan C.

Namun dikatakannya, pelaksanaan ujian nasional di luar negeri khususnya Sabah dan Sarawak belum berbasis komputer karena masih kurangnya kemampuan anak didik memahami dan menguasai teknologi.

Selain itu, lanjut Istiqlal, sejumlah sekolah anak TKI berbentuk community learning center (CLC) masih banyak yang tidak terjangkau sinyal telekomunikasi di negara itu.

"Kalau SIKK (Sekolah Indonesia Kota Kinabalu) sendiri sebenarnya sudah mampu melaksanakan UN berbasis komputer tapi CLC masih terkendala soal kemampuan teknologi dan ketiadaan sinyal telekomunikasi," ujar Istiqlal yang juga Kepala SIKK Negeri Sabah.

Jumlah sekolah Indonesia yang mengikuti UN pada tahun 2019 sebanyak 137 buah terdiri dari Negeri Sabah (123 CLC dan SIKK) dan Sarawak (14 CLC).

Kemudian jumlah peserta UN sebanyak 3.882 orang terdiri SMP (1.045), paket B (181), paket C (173), SD (1.112) dan paket A (1.297). Kemudian ujian nasional reguler 2.231 orang dan ujian paket (1.651).

Istiqlal menyebutkan, peserta ujian reguler untuk SD sebanyak 1.112 orang, SMP (1.045), SMA (74) total 2.231 orang. Peserta ujian paket A sebanyak 1.297, paket B (181) dan paket C (173) total 1.651 orang.

Kepala SIKK ini menyatakan,pelaksanaan UN SMP berlangsung 22-25 April 2019, ujian sekolah dan ujian sekolah berstandar nasional untuk SD pada 22-26 April 2019. Ujian paket A pada 22-24 April 2019, paket B (4,5 dan 12 Mei 2019), paket C pada 13, 14 dan 21 April 2019. 
 

Pewarta: Rusman

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019