Hari ini (Kamis, 11/4) menjadi salah satu hari yang bisa menjadi catatan sejarah bagi bangsa Indonesia, sebab untuk kali pertamanya anak bangsa mampu menyelesaikan pengerjaan kapal selam secara mandiri di Dermaga Kapal Selam PT PAL Indonesia, kawasan Tanjung Perak, Surabaya.

Kapal selam tersebut merupakan kapal ketiga dari 12 kapal selam yang dipesan TNI AL, dan pengerjaan awalnya dilakukan kerja sama antara PT PAL Indonesia dengan Pemerintah Korea Selatan melalui Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co.Ltd (DSME) dengan proses Transfer of Technology (TOT).

"Bangsa ini harus bangga, nanti ke depan akan bisa membuat secara mandiri tanpa bantuan Korea Selatan. Targetnya untuk kapal selam kelima akan dibuat sendiri serta bisa dijual," kata Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu di Surabaya.

Keberadaan kapal selam ketiga yang diberinama Alugoro-405 itu dibangun pada 2017, dan diluncurkan hari ini, Kamis (11/4) dan menjadi salah satu tonggak dimulainya kemandirian Indonesia dalam produksi alat utama sistem senjata (alutsista) khususnya kapal selam.

Kapal selam pertama pembuatannya dimulai sejak Januari 2013, dengan perjalanan panjang meliputi kegiatan "steel cutting" hingga diluncurkan pada 24 Maret 2016 yang kemudian dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan uji coba atau "sea trial" serta pelatihan awak dan kemudian diberinama KRI Nagapasa 403.

Pembuatan kapal selam pertama dilakukan teknisi Korea Selatan, kemudian dilanjutkan pengerjaan kapal selam kedua hasil kerja sama para teknisi Indonesia yang telah dilatih dan diluncurkan pada 24 Oktober 2016 dengan diberinama KRI Ardadedali 404.

Sedangkan kapal selam ketiga, dibuat para teknisi Indonesia, namun tetap dengan supervisi dari Korsel di Dermaga Kapal Selam PT PAL Indonesia yang berada di kawasan Tanjung Perak, Surabaya.

Negara terkuat

Upaya Indonesia dalam membangun alutsista kapal selam mulai banyak diperhitungkan beberapa negara, dan menjadi salah satu negara terkuat dunia.

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan untuk kawasan ASEAN, Indonesia sudah menjadi terkuat dan untuk dunia sudah mulai banyak diperhitungkan.

"Di dunia Indonesia sudah menjadi salah satu negara terkuat. Ini saya dapat dari wartawan Amerika yang mewawancarai saya. Artinya bangsa ini bukan bangsa yang lemah," ujar Ryamizard.

Oleh karena itu, peluncuran kapal selam ketiga ini merupakan terobosan besar dalam industri pertahanan Indonesia, dan membuat Indonesia semakin diperhitungkan dunia, serta masuk di urutan 10 besar dunia.

"Dengan diresmikannya kapal selam ketiga ini akan semakin meningkatkan getaran efek kepada dunia dan membuat daya tempur nasional semakin diperhitungkan," tuturnya.

Indonesia, diakui Ryamizard memang tidak mempunyai musuh negara, namun melalui pengembangan teknologi kapal selam menunjukkan bahwa Ibu Pertiwi telah mampu memenuhi alutsista sendiri, bahkan ke depan memiliki kemampuan menjual atau ekspor alutsista kepada negara lain.

Kemampuan Indonesia membuat alutsista mandiri ini sesuai dengan cita-cita bangsa, yakni menjadi poros maritim dunia dan keberadaan samudera yang saat ini sudah menjadi tempat terpenting bagi Indonesia.

Ryamizard berterima kasih kepada BUMN PAL Indonesia yang sudah bekerja sama baik dengan Pemerintah Korea Selatan melalui Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co.Ltd (DSME).

Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh juga mengaku berterima kasih atas kepercayaan Kemenhan kepada PT PAL Indonesia untuk mengemban amanah dalam pembangunan kapal selam.

Pembangunan kapal selam, kata dia, sepenuhnya didanai melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,5 triliun dari pengajuan awal Rp2,5 triliun.

Ia mengatakan, dengan adanya kapal selam yang diluncurkan hari ini, industri pertahanan Indonesia khususnya matra laut mendapatkan kekuatan baru, sebagai upaya penguatan sistem pertahanan negara dalam menjaga dari potensi ancaman yang ada.

Kecanggihan Alugoro 405

Kapal selam ketiga yang bernama KRI Alugoro 405 memiliki perbedaan dengan dua kapal selam sebelumnya, salah satunya adalah teknologi baru dan canggih yakni mampu mengatasi peperangan di bawah permukaan laut.

Selain itu, memiliki spesifikasi jenis "Diesel Electric Submarine U209/1400" (KSDE U209 Chang Bogo Class), dan memiliki panjang keseluruhan 61,3 meter dengan kecepatan mencapai 21 knot ketika berada di bawah air.

Kapal selam tersebut, juga memiliki kemampuan jelajah hingga 50 hari dan di desain dengan "life time" atau usia mencapai 30 tahun, dan mampu membawa 40 kru.

Bobot kapal selam adalah sebesar 1.460 ton saat muncul di permukaan, dan bobot 1.596 ton ketika menyelam dibawah permukaan.

Terkait nama Alugoro 405, diambil dari cerita pewayangan yang merupakan salah satu senjata berbentuk Gada dimiliki Prabu Baladewa yang merupakan tokoh wayang yang dikenal adil, tegas dan jujur.

Senjata Alugoro yang dimiliki Baladewa merupakan hadiah dari gurunya Batara Brama yang mengajarkan berbagai macam ilmu.

Senjata ini diberikan Batara Brama kepada Baladewa setelah dinyatakan lulus menuntut ilmu, di mana senjata ini memiliki kekuatan pemusnah berbentuk Gada dengan kedua ujungnya yang runcing.

Sebelumnya, nama Alugoro juga pernah digunakan sebagai nama kapal selam yang didatangkan dari Uni Soviet yaitu RI Alugoro–406 yang merupakan bagian dari paket pengiriman 12 kapal selam "Whiskey Class".

Pemberian nama Alugoro diharapkan menginsipirasi TNI AL agar mampu melaksanakan tugas dan fungsinya, serta kapal selam ini bisa menjadi senjata yang memiliki daya hancur yang besar dan dahsyat serta tidak pernah kalah dalam setiap peperangan.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019