Jones Lang  LaSalle (JLL), perusahaan riset dan manajemen properti global dalam survei terbarunya mengungkapkan hunian dengan konsep berbagi ruang (co living) kini semakin digemari khususnya bagi keluarga muda (generasi milenial) di kota besar seperti Jakarta.

Survei juga memperlihatkan banyak pengembang di negara maju seperti Cina, Hong Kong, dan Singapura memanfaatkan tren ini dengan membangun ruang coliving dengan kamar tidur dan kamar mandi pribadi kecil, tetapi ruang bersama yang besar berikut fasilitas umum. 

"Konsep ini ternyata digemari dan menjadi tren hunian baru," kata Chief Operating Officer dan Head of Alternative Capital Markets JLL Asia Pacific, Rohit Hemmani dalam keterangannya, Selasa.

Laporan terbaru  menyebutkan, cepatnya proses urbanisasi telah mengubah cara mencari hunian dan tempat tinggal. Penerimaan masyarakat terhadap prinsip ekonomi saling berbagai (shared economy)  memunculkannya sebagai   hunian alternatif.

“Kami melihat makin intensifnya permintaan terhadap alternative pilihan hunian yang terjangkau di seluruh kota-kota Asia Pasifik,” kata Rohit.

Sedangkan  data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkpkan jumlah penduduk usia kerja atau di atas 15 tahun per Agustus 2018 sebanyak 194,7 juta jiwa. Dari angka tersebut sebanyak 124 juta jiwa sudah bekerja atau mampu menyewa dan membeli hunian, sementara sejumlah 16,5 juta masih sekolah.  

Jumlah ini jelas lebih banyak dari negara mana pun di Asia Tenggara. Karena itu, tak mengherankan jika proyek-proyek transportasi massal yang akan datang juga menjanjikan peluang bagi para pemilik properti untuk mengembangkan  co-living. 

Sedangkan praktisi dibidang properti, Peony Tang mengatakan, konsep ekonomi berbagi telah mengubah dan membongkar tatanan dunia. Mulai dari layanan transportasi, ruang kerja hingga hiburan online, telah mengubah gaya hidup masyarakat modern di era ini. 

"Konsep coliving atau berbagi ruang hidup semakin popular di kalangan milenial. Ada dua hal yang membuat konsep ini menjadi popular: keterjangkauan dan komunitas," ujar  direksi  dari proyek South City yang berlokasi di Pondok Cabe, Kota Tangerang Selatan.

Milenial dengan dana yang terbatas dan ingin menabung akan sangat tertolong dengan konsep coliving. Konsep ini menawarakan solusi yang murah dan lebih terjangkau bagi milenial yang ingin memiliki hunian sendiri, ujarnya. 

Keterasingan sosial akibat menjamurnya media sosial dan teknologi juga membuat hidup di komunitas besar dengan kamar tidur pribadi dan berbagi ruang bersama menjadi menarik. 

"Coliving pada dasarnya adalah pandangan baru terhadap ide lama, yang dibayangkan oleh generasi milenial yang menghargai hal-hal seperti keterbukaan dan kolaborasi, jejaringsosial, dan ekonomi berbagi," kata Peony.

Dewasa ini, jelas Peony, tren coliving juga meluas pengertiannya,  bukan hanya berbagi ruang dan fasilitas, tetapi juga berbagi minat, keterampilan, sumber daya, nilai, dan impian mereka dengan orang-orang inspirasional lainnya. 

Peony sendiri mengadopsi konsep co-living untuk apartemen yang dibangun di South City seiring dengan banyaknya generasi miienial yang berkerja di Jakarta untuk mencari hunian dengan harga yang terjangkau. 

SouthCity, jelas Peony merupakan hunian co-living pertama yang dibangun  di Selatan Jakarta ini memenuhi kriteria sebagai hunian   kaum milenial yang mengutamakan kenyamanan dan efisiensi.

“Kami memberi kesempatan bagi para penghuni untuk berkomunitas dan berkolaborasi, namun tetap mengutamakan kenyamanan, The Parc adalah hunian yang dirancang untuk mendukung kehidupan yang lebih baik. Ini adalah gagasan dari ide yang sudah ada, dirancang bagi kebutuhan generasi milenial yang cenderung menghargai keterbukaan, kolaborasi, jaring sosial, dan bisnis,“ ujar Peony

Associate Director SouthCity, Stevie Faverius Jaya mengatakan, dengan populasi milenials yang mencapai 60 persen demografi Indonesia, menjadi peluang bagi pihaknya untuk memasarkan The Parc yang berlokasi di dalam kawasan South City. 

Sejak mulai dipasarkan Juni 2018 lalu, The Parc sudah terjual sekitar 30-40 persen dari total 392 unit di tower pertama. 

“Kami targetkan penjualan hingga 70 persen di tahun ini dan selanjutnya kami akan memasarkan tower kedua,” pungkas Stevie.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019